Organogenesis dan Krioterapi Tebu untuk Mengeliminasi Sugarcane Streak Mosaic Virus

Abstract
Description
Penggunaan bibit bebas virus menjadi salah satu cara pengendalian penyakit virus yang efektif. Beberapa macam teknikkultur jaringan dilaporkan mampu mengeliminasi virus di dalam jaringan tanaman. Tujuan penelitian adalah mengetahuirespons tiga varietas tebu terhadap teknik organogenesis dan krioterapi serta untuk mengetahui kemampuan kedua tekniktersebut dalam mengeliminasi Sugarcane streak mosaic virus (SCSMV). Bahan tanaman yang digunakan adalah varietas tebuPS862 asal Cirebon, PS881 asal Jember, dan PSJK922 asal Malang yang terinfeksi SCSMV. Induksi kalus dilakukan denganmenggunakan media MS yang ditambah dengan 2,4-D 3 mg/l dan kasein hidrolisat 3 g/l. Terdapat tiga macam perlakuansubkultur (SK0, SK1, dan SK2). Regenerasi tunas dilakukan pada media MS dengan penambahan BA 0,3 mg/l, IBA 0,5 mg/l,dan PVP 100 mg/l. Teknik krioterapi yang diterapkan adalah vitrifikasi dengan tahapan prakultur menggunakan sukrosa 0,3 Mselama 3 hari, loading dengan larutan LS selama 10 menit, dehidrasi dengan larutan PVS2 selama 40 menit, krioterapi dengannitrogen cair selama 1 jam, deloading dengan larutan RS selama 30 menit, pemulihan, dan regenerasi. Indeksing virusdilakukan secara RT-PCR menggunakan primer spesifik SCSMV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga varietas mampumembentuk kalus dan tunas, baik tanpa atau melalui proses subkultur. Di antara tiga varietas yang diuji, hanya PS862 asalCirebon yang mampu bertahan hidup pasca-perlakuan krioterapi. Teknik organogenesis hingga dua kali subkultur tidakmampu mengeliminasi SCSMV, walaupun telah dilakukan subkultur hingga dua kali. Teknik krioterapi dapat mengeliminasiSCSMV dengan proporsi sebesar satu pertiga (33,3%).
Keywords
Saccharum officinarum L.; kalus embriogenik; vitrifikasi; nitrogen cair; eliminasi virus.
Citation