Analisis Kelayakan Teknis dan Ekonomis Teknologi Budidaya Bawang Merah dengan Benih Biji Botani dan Benih Umbi Tradisional

No Thumbnail Available
Date
2009-06-06
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Indonesian Center for Horticulture Research and Development
Abstract
Description
ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelayakan teknis dan ekonomis teknologi budidaya bawangmerah menggunakan benih biji botani dibandingkan dengan benih umbi tradisional. Percobaan dilakukan di lahan petanidi Brebes, ketinggian + 8 m dpl, dengan jenis tanah Aluvial, pH = 6,7, pada musim kemarau dari bulan April sampaidengan Agustus 2008. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok dengan 3 ulangan. Perlakuanyang dicoba adalah 13 macam perlakuan, terdiri dari 10 perlakuan pengaturan kerapatan tanaman dari benih bijibotani (TSS) varietas Tuk Tuk dan Hibrida dengan mengkombinasikan faktor jarak tanam, jumlah bibit ditanam perlubang, serta asal persemaian bibit, dan 3 perlakuan benih umbi menggunakan varietas lokal Bima Curut yang dibelidari toko dan asal petani serta varietas impor Tanduyung yang dibeli dari toko sebagai pembanding. Analisis budgetpartial digunakan untuk menilai kelayakan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan TSS layaksecara teknis karena dapat meningkatkan hasil sampai 2 kali lipat dibanding penggunaan benih umbi tradisional danlayak secara ekonomis karena dapat meningkatkan pendapatan bersih antara 22-70 juta rupiah per ha dibanding benihumbi tradisional. Penggunaan TSS varietas Tuk Tuk yang memberikan tingkat hasABSTRACT. Basuki, R.S. 2009. Analysis of Technical and Economical Feasibility of Shallots Cultivation fromTrue Shallot Seed and Traditional Bulb Seed. Experiment was conducted in farmer’s field in Brebes (altitude + 8 masl, Aluvial soil type and pH = 6.7), from April to August 2008. The experiment was arranged in a randomized blockdesign with 3 replications. The total of 13 treatments was applied, consisted of 10 treatments of plant population ofTSS of Tuk Tuk and Hibrida varieties by combining plant spacing, number of seedling per hole, and source of seedling,and 3 control treatments of traditional bulb seed, i.e. local variety of Bima Curut bought from store and from farmer,and imported variety of Tanduyung. Budget partial analysis was used to measure the economical feasibility. Results ofthe research showed that the use of TSS was technically feasible because it increased the yield of shallots 2 times ascompared to bulb seed, and economically feasible because it increased the net income from 22 to 70 million IDR/haas compared to bulb seed. The highest yield and net income from TSS as compared to bulb seed was obtained byplanting single seedling of TSS with population of 150 plants per m2.
Keywords
Citation