UJI DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

Loading...
Thumbnail Image
Date
2017-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas unggulan nasional, dan produksinya terus dikembangkan setiap tahun. Bawang merah dapat dikembangkan pada lahan kering baik didataran rendah maupun di dataran tinggi. Pupuk organik cair berperan penting dalam pertumbuhan akar, tunas dan bakal umbi, serta meningkatkan daya tahan terhadap hama, patogen terhadap penyakit, dan juga cekaman lingkungan. Penelitian ini merupakan uji pendahuluan pupuk organik cair dari urine sapi pada berbagai dosis terhadap hasil dan pertumbuhan tanaman bawang merah varietas katumi. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal yaitu konsentrasi pupuk organik cair (P) dengan 5 taraf perlakuan yaitu P0 (kontrol), P1 (2,5 ml), P2 (5 ml), P3 (7,5 ml) dan P4 (10 ml) masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Data dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut dengan DMRT untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil analisa sidik ragam dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa ada pengaruh sangat nyata pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah optimal didapat pada dosis P2 yang menghasilkan hasil tertinggi P3 yaitu ratarata tinggi tanaman pada umur 45 hst (42,39 cm), jumlah daun (40,29 helai), jumlah anakan (10,76 batang), berat basah (126,2 g), berat kotor kering (96,58 g), berat basah kering (75,10 g) dan jumlah suing perumpun (23,12 siung per rumpun).
Description
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas unggulan nasional, dan produksinya terus dikembangkan setiap tahun. Bawang merah dapat dikembangkan pada lahan kering baik didataran rendah maupun di dataran tinggi. Prospek pengembangan bawang merah cukup baik karena banyak dibutuhkan orang sebagai bumbu masakan dan obat trasional. Peningkatan kebutuhan akan bawang merah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan daya belinya. Agar kebutuhan dapat selalu dipenuhi maka harus diimbangi dengan jumlah produksinya (Putra, 2010). Produksi bawang merah di Provinsi Bengkulu tahun 2013 mencapai 699 ton dengan produktivitas 6,02 t/ha lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata produktivitassecara nasional yang mencapai 10,22 t/ha (BPS, 2015). Salah satu faktor yang memyebabkan masih rendahnya produktivitas bawang merah di provinsi Bengkulu adalah sistem budidaya belum maksimal dan penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan sehingga lama kelamaan akan berdampak pada kesuburan tanah yang mengakibatkan produktivitas tanah menurun. Menurut Hervani., et. al. (2009) bahwa rendahnya produksi bawang merah disebabkan oleh penggunaan bibit yang kurang bermutu, media tanam yang kurang baik, dan pengendalian hama/penyakit yang kurang memadai.
Keywords
bawang merah varietas katumi, pupuk organik cair.
Citation