KONTRIBUSI PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI (KASUS PETANI CABAI) DI KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Loading...
Thumbnail Image
Date
2017-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Penelitian bertujuan: (1) menganalisis kontribusi penyuluhan terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani Cabai di Kabupaten Bintan;(2) menganalisis variabel yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani Cabai di Kabupaten Bintan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bintan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014. Metode mengunakan kuantitatif dan pengolahan melalui editing dan tabulasi dengan analisis regresilinier berganda oleh David G Kleinbaum & Lawrence L. Kupper,1978, dengan rumus sebagai berikut : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 +bnXn+ …+e, Hasil penelitian pertama, kontribusi penyuluhan berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani cabai; Kedua, variabel pendidikan, pengalaman berusahatani, kontak dengan penyuluh, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan dan biaya usahatani memberi kontribusi positif. Variabel umur petani berkonstribusi negatif terhadap produksi dan pendapatan petani dikategorikan sebagai tenaga kerja yang sudah tidak produktif.
Description
Kegiatan penyuluhan pertanian merupakan komponen penting dalam aspek pembangunan pertanian (Mosher, 1991). Menurut Undang-Undang 16 Tahun 2006 bahwa penyuluh pertanian berperan memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha (Anonim, 2006). Namun, ketika proses transformasi ekonomi menuju keindustrialisasi berlangsung, anggaran pemerintah untuk mendukung kegiatan penyuluhan pertanian mengalami penurunan yang signifikan. Sejak akhir1980-an kegiatan penyuluhan pertanian mengalami beberapa persoalan, antaralain: (a) kelembagaan penyuluhan pertanian sering berubah-ubah;(b) dibandingkan dengan kebutuhan, jumlah PPLyang ada kurang mencukupi, demikian pula kualitas dan kapasitasnya (Anonim, 2009).Sistem penyuluhan pada pelaksanaan otonomi daerah kewenangan dibidang penyuluhan pertanian dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Sesuai dengan tujuan otonomi daerah, pelimpahan kewenangan ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja penyuluhan pertanian (Slamet 2001). Sayangnya, secara umum kinerja penyuluhan pertanian justru cenderung makin memburuk, serta menunjukkan gejala kehilangan arah. Kendala yang dihadapi oleh penyuluhan pertanian dalam era otonomi daerah antara lain perbedaan eselon antara pejabat struktural (dinas) dengan pejabat fungsional (penyuluhan) menjadi salah satu kendala untuk melakukan koordinasi pelaksanaan program penyuluhan (Anonim,2008).
Keywords
Pendapatan, Penyuluhan, Petani, Produksi
Citation