KAJIAN SISTEM INTENSIFIKASI PADI AEROB TERKENDALI BERBASIS BAHAN ORGANIK (IPAT-BO) UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN

Loading...
Thumbnail Image
Date
2017-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung
Abstract
Selama beras masih merupakan sumber pangan pokok masyarakat Indonesia, tidak ada jalan lain yang harus dilakukan oleh pemerintah kedepan dalam upaya meningkatan produktivitas padi adalah penerapan inovasi teknologi, karena luas lahan sawah setiap tahun terus berkurang. Sistem Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Bahan Organik (IPAT-BO) merupakan salah satu inovasi teknologi yang sudah terbukti mampu meningkatkan produktivitas padi > 50%, yaitu dari 6 t.ha-1 menjadi 9,1 t.ha-1 Gabah Kering Panen (GKP) pada lahan sawah irigasi. Keberhasilan teknologi IPAT-BO pada lahan sawah irigasi diduga dapat diterapkan juga di lahan sawah tadah hujan. Namun demikian, sebelum inovasi teknologi tersebut dikembangkan perlu dilakukan pengkajian. Tujuan pengkajian adalah memperoleh paket teknologi sistem IPAT-BO yang dapat meningkatkan produktivitas padi > 20% di lahan sawah tadah hujan. Penelitian menggunakan pendekatan Penelitian Adaptif di Lahan Petani berorientasi Pengguna (PAOP). Pengkajian dilaksanakan di Desa Sukamulya, Kecamatan Ujung Jaya, Kabupaten Sumedang. Komponen teknologi yang dikaji meliputi: pemberian jerami padi, pupuk hayati, pupuk anorganik, sistem tanam jajar legowo, dan sistem drainase. Variabel yang diamati/diukur terdiri atas: (1) alisis tanah sebelum dan setelah penelitian; (2) kandungan unsur hara N, P, dan K serta unsur mikro pupuk organik yang dikaji (jerami); (3) jumlah populasi bakteri penambat N pada umur 63 hst; (4) komponen pertumbuhan (tinggi tanaman dan jumlah anakan) pada umur 30 hst, 46 hst, dan 60 hst; (5) komponen hasil (jumlah gabah isi per malai, jumlah gabah hampa per malai, dan bobot 1.000 butir); (6) produktivitas; (7) penggunaan sarana produksi dan curahan tenaga kerja untuk mengetahui biaya input produksi yang digunakan dan (8) Harga gabah pada saat panen. Data komponen pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil dianalisis Uji-t pada taraf 5 % untuk mengetahui tingkat kelayakan teknis penerapan sistem IPAT-BO dengan petani eksisting yang menerapkan pendekatan PTT. Data input produksi dan penerimaan usahatani dianalisis pendapatan usahatani, Benefit Cost Ratio (BCR), dan Marginal Banefit Cost Ratio (MBCR) untuk mengetahui tingkat kelayakan finansialnya. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penerapan sistem IPAT-BO pada pertanaman padi dapat meningkatkan pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil padi dibandingkan dengan PTT pada lahan sawah tadah hujan. Komponen paket teknologi IPAT-BO masih perlu disempurnakan, antara lain bahan/alat yang dapat mengatasi pertumbuhan gulma terutama pada awal pertumbuhan agar produktivitas padi bisa meningkat > 20%. Meskipun penerapan sistem IPATBO baru mampu meningkatkan produktivitas padi sebesar 14,11% namun secara finansial menguntungkan dengan BC Ratio 1,2 dan penambahan satu satuan input teknologi pada sistem IPAT-BO di lahan sawah tadah hujan mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan/keuntungan sebesar 12,06 kali (MBCR = 12,06) dibandingkan dengan PTT.
Description
Keywords
Sistem IPAT-BO, produktivitas padi, lahan sawah tadah hujan
Citation