PENGARUH CARA PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP HASIL UBI KAYU DI LAHAN KERING

Abstract
Dewasa ini intensifikasi ubikayu telah mengarah ke budidaya secara mekanisasi, terutama untuk kegiatan pengolahan tanah dan penggunaan pupuk organik, sebagai salah satu usaha untuk mempertahankan tingkat kesuburan tanah, struktur tanah dan mengurangi erosi (Wargiono et ai, 1987). Untuk meminimalisasi erosi dapat dilakukan melalui kultur teknis seperti pengolahan tanah minimal, penggunaan mulsa dan pupuk organik. Dari hasi I penelitian Howeler (1981) menunjukkan adanya penurunan tingkat kesuburan tanah apabila lahan ditanami ubikayu secara terus menerus. Hal ini disebabkan karena hilangnya hara melalui erosi dan terangkut tanaman pada waktu panen. Ubikayu mengambil hara dari tanah dalam jumlah yang cukup besar dan apabila tidak diberi pupuk secara cukup akan menguras hara yang ada dalam tanah. Untuk memelihara kesuburan tanah perlu adanya pengembalian hara diantaranya melalui pemupukan ke dalam tanah paling sedikit sebesar yang hilang pada waktu erosi dan panen. Secara tradisional ubikayu hanya dipupuk dengan pupuk organik seperti pupuk hijau, kompos, abu dan pupuk kandang. Sampai sekarang cara ini masih biasa dilakukan di antara para petani di mana pupuk tersebut tersedia. Menurut Laporan Central Tuber Crops Research Institute (1976) yang dikutip oleh Wargiono dan Barret (1987) bahwa respon ubi kayu terhadap pemberian pupuk kandang cukup baik, di mana peningkatan hasil sebesar 66% dapat diperoleh dengan pemberian 15 ton pupuk kandang/ha. Selanjutnya dilaporkan oleh Sittibusaya et ai, (1974) bahwa setelah 15 tahun ditanami ubikayu secara terus-menerus tanpa pemupukan, hasilnya menurun dari 60 ton/ha menjadi 17 ton/ha. Bila tanah dipupuk dengan 375 kg N, 164 kg P, dan 312 kg KJha hasil meningkat dari 22 menjadi 41 ton/ha.
Description
Keywords
PENGARUHCARAPENGOLAHAN TANAH PEMBERIAN PUPUK KANDANG UBI KAYU DI LAHAN KERING
Citation
Collections