KEARIFAN LOKAL DALAM BUDIDAYA PADI DI LAHAN PASANG SURUT

Loading...
Thumbnail Image
Date
2007
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balittra
Abstract
Description
Peranan lahan rawa pasang surut bagi pengembangan pertanian tanaman pangan khususnya produksi padi untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan nasional makin penting dan strategis bila dikaitkan dengan perkembangan penduduk dan industri serta berkurangnya lahan subur untuk berbagai penggunaan non pertanian (Alihamsyah, 2002). Luas areal lahan rawa pasang surut di Indonesia oleh Nugroho et al. (1992) diperkirakan mencapai 20,11 juta hektar. Dari luasan tadi, sekitar 4,186 juta hektar lahan pasang surut sudah direklamasi baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat secara swadaya yang diusahakan sebagai areal pertanian. Berbagai pengalaman dan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengelola secara benar melalui penerapan teknologi tepat guna, lahan rawa pasang surut yang dianggap marjinal dapat diubah menjadi lahan pertanian tanaman pangan khususnya tanaman padi. Namun demikian, karena lahannya rapuh terutama dengan adanya berbagai masalah fisiko-kimia tanahnya, maka pengembangannya untuk pertanian pada suatu kawasan luas perlu dilakukan secara cermat dan hati-hati dengan memilih teknologi yang sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Menurut Widjaja-Adhi et al., (1998) kebijakan pemanfaatan lahan rawa pasang surut untuk pengembangan pertanian memerlukan banyak usaha dan dukungan dari penelitian. Dalam hal ini pola petani perlu dipelajari dan pola pemanfaatan berdasarkan tipologi dan tipe luapan dikaji. Pola tradisonal yang telah lama dikembangkan petani perlu dipelajari untuk menghindari kegagalan dalam pengelolaan lahan pasang surut menjadi lahan pertanian. Upaya ini juga penting untuk memperbaiki sistem yang telah dikembangkan petani agar dapat memperoleh lahan pertanian yang produktif dan berkelanjutan. Menurut Rambo (1984) dan Lovelace (1984) kepercayaan tradisional mengandung sejumlah besar data empirik potensial yang berhubungan dengan fenomena, proses dan sejarah perubahan lingkungan yang membawa implikasi bahwa sistem-sistem pengetahuan tradisional ini dapat menggambarkan informasi yang berguna bagi perencanaan dan proses pembangunan. Dalam hal ini, keyakinankeyakinan tradisional dipandang sebaqai sumber informasi empirik dan pengetahuan yang dapat ditingkatkan dan saling melengkapi dan -roemperkaya keseluruhan pemahaman ilmiah. ~ . Pengetahuan ilmiah yang diramu dengan psnqenalan dan pemahaman terhadap fenomena alam melalui penelusuran informasi versi masyarakat pengguna di daerah rawa diharapkan membuka wawasan yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mendayagunakan lahan rawa secara baik dan lestari (Maas, 2002).
Keywords
KEARIFAN LOKAL BUDIDAYA PADI LAHAN PASANG SURUT
Citation
Collections