Penetapan kebutuhan Vitamin E (α-Tocopherol) pada Berbagai Fase Produksi Induk (Gestasi dan Laktasi) dan Kelinci Lepas Sapih

Abstract
Description
Vitamin E atau α-tocopherol merupakan antioksidan yang berperan dalam menjaga stabilitas membran sel dari oksidasi lemak tak jenuh juga berpengaruh dalam meningkatkan respon kekebalan tubuh terhadap penyakit dan meningkatkan fertilitas ternak. Percobaan dilakukan terhadap kelinci  jenis New Zealand White (NZW) sedang bunting, menyusui dan pertumbuhan. Sumber vitamin E yang digunakan yaitu vitamin E komersial dan/atau kecambah. Penelitian laboratorium dengan tujuh perlakuan tingkat vitamin E: 0, 50, 100, 150, 200, 250 dan 300 mg/kg pakan. Setiap perlakuan menggunakan 10-15 induk dengan tiga paritas. Pada kelinci lepas sapih sejumlah 6-10 replikasi, masing-masing tiga ekor selama delapan minggu dan pada pejantan, sejumlah lima pejantan dengan koleksi sperma masing-masing lima kali setiap tiga hari/perlakuan. Pengamatan dilakukan pada induk adalah kinerja reproduksi (tingkat receptivity, tingkat konsepsi, bobot lahir, LS sapih, bobot induk, anak lahir, bobot umur tiga minggu, bobot sapih, mortalitas dan laktasi, frekuensi abortus). Pengukuran pertumbuhan anak dilakukan pada bobot badan, konsumsi, konversi ransum dan mortalitas. Hasil menunjukan LS yang tertinggi sembilan ekor yaitu pada perlakuan pemberian 100 mg vitamin E/kg pakan. Sampai umur 35 hari semua perlakuan dapat mempertahankan anak di atas enam ekor. Produksi susu yang baik dihasilkan oleh perlakuan penambahan 50 dan 100 mg vitamin E/kg pakan atau setara kandungan 200 dan 300 mg/kg yaitu 1.660 dan 1.585 g/ekor/21 hari. Dapat disimpulkan bahwa suplementasi vitamin E pada pakan kelinci sebesar 50-100 mg/kg atau setara kandungan 200 dan 300 mg/kg dapat meningkatkan LS, produksi susu induk dan daya tahan hidup anak.
Keywords
Kelinci; Vitamin E; Kebutuhan; Kelinci;
Citation