Senjang Adopsi Teknologi dan Senjang Hasil Padi Sawah

Abstract
Description
Keragaman produktivitas padi sawah dalam satu hamparan diduga disebabkan oleh senjang adopsi teknologi budi daya. Untuk mengetahui penyebab senjang adopsi teknologi dan senjang hasil padi sawah dilakukan studi dengan pendekatan participatory rural appraisal (PRA) di Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Purwakarta, dan Majalengka, Jawa Barat, pada tahun 2008. Hasil studi menunjukkan komponen teknologi budi daya padi yang sudah diadopsi secara mantap oleh petani adalah (a) varietas unggul baru adaptif, (b) tanam bibit umur muda (15-20 hari), (c) penyiapan lahan secara optimal, dan (d) pengendalian gulma. Komponen teknologi yang belum diadopsi secara optimal adalah (a) penggunaan benih berlabel, (b) pengayaan kandungan bahan organik tanah, (c) dosis pupuk berdasarkan status hara tanah, (d) pengendalian OPT berdasarkan prinsip PHT, dan (e) panen-pascapanen mencegah kehilangan hasil kurang dari 10%. Komponen teknologi yang hanya diadopsi oleh sebagian kecil petani adalah (a) persemaian hemat waktu dan hemat benih (25 kg/ha), (b) tanam bibit jajar legowo, (c) tanam bibit dua batang per rumpun, dan (d) pengairan berselang (intermittent irrigation). Efisiensi penggunaan waktu juga masih rendah, sehingga menghambat peningkatan intensitas tanam, disebabkan oleh keterbatasan jumlah traktor. Tingkat adopsi teknologi adalah sbb.: Kabupaten Ciamis 66,4%, Tasikmalaya 70,7%, Purwakarta 65,7%, dan Majalengka 75,7%. Belum optimalnya adopsi teknologi menunjukkan adanya peluang untuk memperbaiki tingkat adopsi, guna mengurangi senjang adopsi teknologi. Senjang hasil padi antarpetani, antarmusim, dan antarkabupaten masih cukup besar, berkisar antara 1-3 t/ha. Perbaikan senjang adopsi teknologi disarankan untuk dijadikan program strategis Pemerintah dalam upaya peningkatan produksi padi di tingkat daerah dan nasional. Peran Pemerintah dalam program perbaikan senjang adopsi teknologi antara lain dalam (1) penyediaan kredit modal usaha/modal kerja kepada individu petani, (2) penyediaan kredit untuk pembelian/pengadaan traktor, (3) penyediaan kredit pembuatan dam dan embung air perdesaan, dan (4) peningkatan kualitas dan intensitas penyuluhan dalam hal PHT, pengayaan bahan organik tanah atau pengomposan, efisiensi penggunaan air, dan efisiensi penggunaan waktu dalam pengolahan tanah. Pengurangan senjang adopsi teknologi diharapkan akan mengurangi senjang hasil, yang berarti meningkatkan produksi padi petani, produksi padi di tingkat kabupaten dan provinsi, yang akan berdampak terhadap peningkatan produksi beras nasional dalam waktu cepat dengan biaya yang relatif murah.
Keywords
Citation