Pengendalian Dini Hama Kepik Coklat pada Kedelai dengan Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Lecanicillium lecanii

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Puslitbang Tanaman Pangan
Abstract
Description
Kepik coklat (Riptortus linearis) merupakan salah satu hama pengisap polong kedelai yang sangat penting karena serangannya dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga 80%. Pengendalian kepik coklat menggunakan insektisida kimia kurang efektif karena hanya mampu membunuh stadia nimfa dan imago. Lecanicillium lecanii merupakan cendawan entomopatogen yang cukup potensial digunakan sebagai agens pengendalian telur kepik coklat karena mampu menggagalkan penetasan telur (ovicidal). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kerentanan berbagai umur telur kepik coklat terhadap infeksi cendawan L. lecanii. Penelitian dilakukan di laboratorium patologi serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor dan laboratorium biologi LIPI (Cibinong) dari bulan Juli sampai September 2008. Perlakuan adalah perbedaan umur telur kepik coklat setelah diletakkan imago, yaitu: (1) < 1 hari (baru diletakkan), (2) 1 hari, (3) 2 hari, (4) 3 hari, (5) 4 hari, (6) 5 hari, dan (7) 6 hari. Setiap unit perlakuan adalah 100 butir telur kepik coklat diletakkan di dalam cawan Petri yang berdiameter 18 cm kemudian disemprot dengan suspensi konidia L. lecanii menggunakan kerapatan konidia 107/ml. Dosis aplikasi adalah 2 ml per 100 butir telur per perlakuan per ulangan. Hasil penelitian menunjukkan, semakin tua umur telur kepik coklat semakin tahan terhadap infeksi L. lecanii. Telur yang baru diletakkan imago (umur 1 hari) sangat rentan terhadap infeksi L. lecanii, sedangkan telur yang berumur empat, lima, dan enam hari sangat tahan. Telur kepik coklat yang terinfeksi cendawan L. lecanii menjadi terlambat menetas hampir enam hari. Jika kejadian ini berlangsung di lapangan maka sangat menguntungkan bagi keselamatan polong dan biji kedelai dari serangan kepik coklat. Setiap telur kepik coklat yang tidak menetas akibat infeksi L. lecanii mampu memproduksi konidia hingga mencapai di atas 7,25 x 106/ml, yang merupakan sumber inokulum potensial untuk transmisi dan diseminasi patogen ke inang yang baru sehingga menciptakan epizooti di lapangan. Untuk menekan populasi kepik coklat hingga di bawah nilai ambang kendali dianjurkan aplikasi cendawan L. lecanii mulai umur 35 hari setelah tanam (HST) pada saat imago datang pertama kali untuk meletakkan telurnya.
Keywords
Citation