POTENSI NEMATODA ENTOMOPATOGEN UNTUK MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK PADA TANAMAN KEDELAI

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
Abstract
Description
Hama merupakan salah satu kendala mempertahankan dan meningkatkan produksi kedelai, khususnya di daerah beriklim tropis. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) adalah hama penting pada tanaman kedelai. Strategi pengendalian ulat grayak menggunakan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT) yang ramah lingkungan. PHT menekankan penggunaan agens hayati dengan tujuan menyeimbangkan antara populasi hama dengan musuh alaminya. Oleh karena itu, musuh alami adalah komponen penting dalam PHT. Nematoda entomopatogen (NEP) dari genus Steinernema dan Heterorhabditis dengan bakteri simbionnya memiliki potensi besar sebagai agens hayati untuk mengendalikan ulat grayak. Dari semua stadia kehidupan NEP, hanya juvenil infektif stadia-3 (IJs) yang mampu bertahan hidup di luar tubuh inang dan membawa bakteri simbion (Xenorhabdus sp. untuk Steinernema dan Photorhabdus sp. untuk Heterorhabditis). Saat berada di bagian hemokul inang, bakteri dilepaskan, bakteri dengan cepat memperbanyak diri, dan 2–3 hari kemudian serangga inang mati. Mortalitas inang bergantung pada spesies NEP. Mortalitas sebesar 94,6, 90,4, 86,6, dan 58,6%, disebabkan oleh S. carpocapsae, S. glaseri, H. bacteriophora, dan H. indica 72 jam setelah inokulasi. Untuk keperluan uji laboratorium dan lapang skala kecil, NEP dibiakkan pada ulat Galleria mellonella. Pada satu ekor ulat G. mellonella dihasilkan H. bacteriophora, S. carpocapsae, dan S. glaseri masing-masing sebanyak 135.000, 128.000, dan 133.000 IJs.
Keywords
Citation
Collections