Pengaruh Peningkatan Dosis Abu Pengasapan Kopra dan Pengurangan Dosis Pupuk Kalium Terhadap Produksi Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.)

Abstract
Description
Nitrogen fosfor dan kalium, merupakan hara makro yang mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman ubi jalar. Untuk kalium paling banyak dibutuhkan karena berperan penting dalam meningkatkan aktifitas fotosintesis terutama pada periode pembentukan ubi. Abu pengasapan kopra mengandung unsure hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman antara lain kalium. Penelitian ini bertujuan untuk mensubtitusi pupuk kalium anorganik dengan abu pengasapan kopra sebagai sumber kalium organik untuk meningkatkan produksi ubi jalar. Percobaan dilaksanakan di Kelurahan Maesa, Kecamatan Tondano Kabupaten Minahasa, selama 4 bulan pada tahun 2010. Variabel yang diamati, meliputi jumlah ubi/tanaman, jumlah ubi/plot, berat ubi/ tanaman, dan berat ubi/plot. Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu pengasapan kopra sebagai sumber kalium organik dapat mensubstitusi peranan kalium anorganik terhadap produksi ubi jalar. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada petani khususnya di Sulawesi Utara sebagai daerah penghasil kopra, untuk memanfaatkan limbah abu pengasapan kopra dalam budidaya ubi jalar karena harga pupuk kimia di pasaran yang semakin mahal dan juga untuk menunjang penerapan sistem pertanian organik. Kata kunci : Ubi jalar, abu pengasapan kopra, organik.ABSTRACTInfluence of Increasing Copra Ash Remaining Dosage and Decreasing Potassium Fertilizer Dosage on Sweet Potato (Ipomoea batatas (L.) Lam.) ProductionNitrogen, phosphor and potassium are macro essential nutrient for the growth and development of sweet potato. Potassium is needed for the most important role in enhancing the photosynthetic activity, especially in the period of tuber formation. Copra ash remaining contains macro and micro nutrients needed by plants such as potassium. This research aimed to substitute inorganic potassium fertilizer with copra ash remaining as a source of organic potassium to increase sweet potato production. The experiments conducted in the Village Maesa, Tondano District Minahasa regency, during four months in 2010. Observed variables, including the number of tubersplant, number of tubersplot, the weight of tubers/plant and weight of tubers/plot. Data were analyzed using analysis of variance. Results showed that copra ash remaining as a source of organic potassium could substitute the role of inorganic potassium on sweet potato production. From the results of this study was suggest to farmers, especially in North Sulawesi as copra-producing areas to utilize the waste ash in the cultivation of sweet potato, considering the price of chemical fertilizers on the market was getting higher and also to support the implementation of organic farming systems.
Keywords
Citation
Collections