Elastisitas Konsumsi Kalori dan Protein di Tingkat Rumah Tangga

No Thumbnail Available
Date
2016-09-29
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Abstract
Description
EnglishFood consumption behavior expressed in food nutrients is one of major information required for formulation of food security policy at household level. This study reveals that calories and protein consumptions are inelastic to food prices and income changes. The highest price elasticity observed for rice price, means that price policy on rice is an appropriate way to maintain household's food security. Due to the shift of food consumption pattern induced by income increase, the protein consumption is more elastic than the calories consumption. The tendency is not condusive for augmentation of household's food security because : (1) The increase of purchasing power will lead to higher increase of protein consumption than calories consumption, while, sufficiency of protein consumption is higher than calories consumption, and (2) Budget allocation for food become inefficient since food prices per unit of calories and protein are more expensive. This indicates that the efficient effort of increasing household's food security through increasing of food accessibility should be supported with the extension program of food nutrient.IndonesianPerilaku konsumsi pangan yang diukur dalam nilai gizi makanan merupakan salah satu informasi penting yang dibutuhkan dalam merumuskan kebijakan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Penelitian ini mengungkapkan bahwa konsumsi kalori dan protein umumnya tidak elastis terhadap perubahan harga pangan dan pengeluaran pangan rumah tangga. Elastisitas harga paling besar terjadi pada harga beras, hal ini menunjukkan bahwa pengendalian harga beras merupakan kebijakan yang tepat dalam meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga. Akibat pergeseran pola konsumsi pangan yang dirangsang oleh peningkatan pendapatan, konsumsi protein umumnya lebih elastis dibandingkan konsumsi kalori. Kecenderungan demikian tidak kondusif bagi peningkatan ketahanan pangan rumah tangga karena: (1) Kenaikan daya beli rumah tangga akan meningkatkan konsumsi protein dengan laju lebih tinggi daripada kenaikan konsumsi kalori, padahal kecukupan konsumsi protein umumnya lebih baik daripada kecukupan konsumsi kalori, dan (2) Alokasi anggaran pangan rumah tangga menjadi tidak efisien karena harga pangan per unit kalori dan protein semakin mahal. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa peningkatan ketahan pangan rumah tangga secara efisien tidak cukup hanya ditempuh melalui peningkatan aksesibilitas pangan secara fisik dan ekonomik tetapi perlu didukung dengan program penyuluhan gizi makanan.
Keywords
Citation