ANALISIS KELAYAKAN DAN KENDALA PENGEMBANGAN USAHATANI JAHE PUTIH KECIL DI KABUPATEN SUMEDANG (Studi Kasus Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)

No Thumbnail Available
Date
2010
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Abstract
Description
Jahe merupakan tanaman obat po-tensial dengan klaim khasiat paling banyak dan dibutuhkan dalam jumlah besar. Namun, prospek yang baik terhadap per-mintaan jahe belum diikuti oleh peningkat- an produktivitas dan pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan, tingkat kelayakan, dan kendala pengembangan usahatani jahe putih kecil (JPK). Penelitian dilakukan dengan cara survei di Desa Nyalindung, Kec. Cimalaka, Kab. Sumedang pada bulan November 2007. Sebanyak 20 petani responden dari 25 KK, yang tergabung dalam kelompok tani, ditentukan secara acak sederhana. Besarnya pendapatan usahatani JPK dihitung dengan analisis pendapatan, sedangkan kelayakan usaha-taninya dianalisis melalui pendekatan analisis Benefit Cost (B/C) ratio, Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Pada saat penelitian, harga jual JPK di tingkat petani adalah Rp 1.000/ kg rimpang basah dan produksi sebanyak 1.570 kg/1.000 m²/panen (1 tahun). Hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa total biaya sebesar Rp 929.981,- membe-rikan pendapatan kepada petani sebesar Rp 640.019,-/panen. Berdasarkan hasil analisis kelayakan dengan tingkat bunga 1%/bulan atau 12%/th, nilai B/C Ratio sebesar 1,70 (> 1), NPV Rp 497.769,- (>0),  dan IRR 6%/bulan atau 72%/th (>IRR estimate 12%/th). Hal ini menun-jukkan bahwa usahatani JPK di lokasi penelitian layak dilakukan secara teknis dan menguntungkan secara ekonomis. Hasil analisis sensitifitas harga (jika pro-duktivitas tetap 1.570 kg/1.000 m²) menunjukkan bahwa kondisi break event point akan terjadi pada harga Rp 643,-/kg (turun 35,7%). Hasil analisis sensitifitas produksi, (jika harga rimpang tetap       Rp 1.000,-/kg), maka kondisi break event point usahatani JPK akan terjadi jika produktivitas turun sebanyak 35,7% atau menjadi 1.010 kg/1.000 m². Sedangkan kendala pengembangan utama yang dite-mukan, diantaranya adalah : teknik budi-daya yang diterapkan belum sesuai dengan teknologi yang dianjurkan, belum mengunakan varietas unggul yang dile-pas, harga benih varietas unggul yang mahal, keterbatasan modal, fluktuasi harga, dan tingkat pendidikan. 
Keywords
Citation