Description:
Salah satu permasalahan dalam pengem-bangan tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) adalah kurang tersedianya benih jahe unggul bermutu. Pada umumnya produksi be-nih jahe dilakukan secara monokultur, jarang dilakukan dengan menyisipkan tanaman lain. Oleh karena itu, informasi mengenai mutu benih jahe yang dibudidayakan secara inter-cropping dengan tanaman lain masih sangat terbatas. Percobaan ini dilakukan dengan tu-juan untuk mengetahui viabilitas benih jahe da-ri cara budidaya yang berbeda selama periode penyimpanan. Percobaan dilakukan di Keca-matan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka (600 m dpl), sejak Agustus sampai November 2003. Percobaan menggunakan 3 tipe jahe yaitu : 1). Jahe Putih Besar/JPB (Z. officinale var. Offici-nale), 2).Jahe Putih Kecil/JPK (Z. officinale var. amarum) dan 3). Jahe Merah/JM (Z. Offici-nale var. rubrum). Untuk masing-masing tipe jahe percobaan disusun dalam rancangan petak terbagi (RPT) dengan 3 ulangan. Petak utama adalah 3 cara budidaya benih jahe yaitu :1) Jahe ditanam secara monokultur, 2). Jahe ditanam secara intercropping dengan bawang daun, dan 3). Jahe ditanam secara intercroping dengan kacang merah. Anak petak adalah 4 periode penyimpanan yaitu : 0, 1, 2, dan 3 bulan. Parameter yang diamati adalah kadar air benih, penyusutan bobot benih dan daya tum-buh benih pada akhir penyimpanan. Hasil per-cobaan menunjukkan bahwa benih JPK, yang diproduksi dengan cara budidaya inter-crop-ping dengan kacang merah menghasilkan mutu yang lebih baik (kadar airnya lebih tinggi dan penyusutan bobot benih/rimpang rendah). Mu-tu fisiologis benih JPB, JPK, dan JM dengan cara budidaya secara monokultur dan inter-croping dengan kacang merah dan bawang daun, tidak berbeda. Setelah 3 bulan penyim-panan, daya tumbuh untuk JPB, JPK, dan JM berturut – turut masih diatas 90,67 %, 85,33 % dan 86,67 %. Kadar air benih jahe menurun, penyusutan bobot rimpang meningkat sejalan dengan lamanya penyimpanan. Berdasarkan hasil tersebut, di atas maka benih jahe dapat diproduksi secara monokultur atau intercrop-ping dengan kacang merah dan bawang daun atau tanaman lain yang bukan merupakan tanaman inang bagi hama dan penyakit utama tanaman jahe.