Kesesuaian Galur Harapan Kapas pada Sistem Tumpang Sari dengan Palawija

Abstract
Description
Tanaman kapas selalu ditumpangsarikan dengan palawija, sehingga varietas harapan yang telah dirakit hen-daknya mempunyai toleransi yang cukup tinggi terhadap persaingan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi toleransi galur-galur harapan kapas tahan A. biguttula terhadap persaingan dengan kedelai dan jagung. Penelitian dilaksanakan di lahan petani Desa Sumber Soka, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamo-ngan pada bulan Maret sampai dengan Oktober 2008. Kegiatan penelitian disusun dalam rancangan petak terbagi dengan dua faktor yang diulang empat kali. Petak utama adalah galur unggul, yaitu: 99022/1 (G1); 99001/2 (G2); dan 199023/5 (G3). Anak petak adalah jenis tanaman tumpang sari, yaitu kedelai (Kd) dan jagung (J). Untuk menghitung nilai kesetaraan lahan (NKL) dilakukan penanaman monokultur kapas dari ke-tiga galur unggul, kedelai, dan jagung. Untuk masing-masing jenis tanaman monokultur diulang 2 kali. Peng-amatan dilakukan terhadap komponen pertumbuhan tanaman (vegetatif dan generatif), perkembangan po-pulasi A. biguttula, produksi kapas berbiji, jagung, dan kedelai, serta NKL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran kanopi tanaman, jumlah cabang vegetatif dan generatif yang terbentuk pada tumpang sari dengan jagung lebih besar dibanding tumpang sari dengan kedelai. Galur G1 membentuk square lebih ba-nyak dibanding galur yang lain jika ditumpangsarikan dengan jagung yaitu 10 square/tanaman pada 82 hst dan membentuk buah lebih banyak (9 buah/tanaman) pada 122 hst; galur G3 membentuk square lebih ba-nyak pada tumpang sari dengan kedelai yaitu 8 square/tanaman pada umur yang sama dan membentuk bu-ah yang lebih banyak (11 buah/tanaman). Persentase kerusakan square tertinggi terjadi pada galur G3 yang ditumpangsarikan dengan jagung (28%) dan galur G1 yang ditumpangsarikan dengan kedelai (15%). NKL dari galur-galur yang diuji tumpang sari dengan kedelai lebih tinggi (1,31,8) dibandingkan dengan tumpang sari dengan jagung (0,981,42). NKL tertinggi (1,8) ditunjukkan oleh galur G3 tumpang sari dengan kedelai. As a cash crop, cotton is intercropped with secondary food crops in Indonesia. Therefore, the promising lines of such cotton varieties should have a high tolerant to a competitions, so that their potential production would be less affected in intercropping system. The aim of this research was to evaluate the tolerance of promising-cotton lines resistant to A. biguttula in intercropping with soybean and maize. The research was conducted in farmer’s land at Sumber Soka Village, Mantup, Lamongan from March up to October 2008. The research used split plot design with two factors and four replicates. The main plots were the promising lines: 99022/1 (G1); 99001/2 (G2); and 199023/5 (G3) and sub-plots were the secondary crop species: soybean (Kd) and maize (J). For calculating land equivalent ratio (LER) we planted the cotton lines, soybean, and maize in monoculture, each of them with two replicates. Observations were made for plant growth compo-nents (vegetative and generative), development of A. biguttula population, productions of seed cotton, maize and soybean, LER, as well as a simple-partial farming analysis. In intercropping with maize, the canointercropped with soybean. Line G1 showed the highest number in forming squares in intercropping with maize (10 square/plant at 82 dap) and formed bolls more (9 bolls/plant) than the other lines; and so did line G3 in intercropping with soybean (8 square/plant) and formed 11 bolls/plant. However, square damage was also the highest occurrence in these two promising lines (1528%). LER of lines intercropped with soybean were higher (1.31.8) than that of lines intercropped with maize (0.981.42). Line G3 gives the highest LER (1.8) when intercropped with soybean. Cotton lines intercropping with soybean resulted in a better added income over monoculture system compare to that of maize intercropping.
Keywords
Kapas, jagung, kedelai, tumpang sari, Gossypium hirsutum L. ; Cotton, maize, soybean, intercropping, Gossypium hirsutum L.
Citation