Efisiensi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Gabungan Kelompok Tani dalam Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan: Studi Kasus di Kabupaten Bantul Tahun 2012

Abstract
Description
EnglishPolicy to concert Rural Agribusiness Development (PUAP) into Microfinance Institutions for Agribusiness (MFI-A) is a strategic movement in Ministry of Agriculture to solve the finance constraint of small-scale farmers and farm labor. This paper aims to analyze efficiency level of MFI-A of the Farmer Group Association (Gapoktan) and to identify the factors influencing efficiency of MFI-A Gapoktan in Bantul Regency involving 65 MFI-As from March until June 2012. The research applies DEA (Data Envelopment Analysis) approach using the assumption of constant return to scale (CRS) and variable return to scale (VRS) with output oriented to measure the efficiency score of each observed MFI-A. This research also employs an Ordinary Least Squares (OLS) regression. Based on DEA-CRS CCR as many as 19 MFI-As (29.23%) are efficient, while based on DEA-VRS BCC total of 33 MFI-As (50,77%) are efficient. Manager’s education level, age of MFI-A, time of service, and number of administrators significantly influence efficiency of MFI-A. IndonesianKebijakan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) menjadi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) merupakan langkah strategis Kementerian Pertanian untuk menyelesaikan persoalan pembiayaan petani skala mikro dan buruh tani yang jumlahnya cukup besar di perdesaan. Tujuan kajian ini untuk menganalisis tingkat efisiensi LKM-A gabungan kelompok tani (gapoktan) PUAP di Kabupaten Bantul dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi LKM-A Gapoktan PUAP di Kabupaten Bantul. Penelitian dilakukan pada 65 LKM-A gapoktan PUAP di Kabupaten Bantul pada bulan Maret-Juni 2012. Metode penelitian menggunakan pendekatan analisis DEA (Data Envelopment Analysis) asumsi constant return to scale (CRS), dan variable return to scale (VRS) dengan output oriented digunakan untuk mengukur skor efisiensi dari masing-masing LKM-A yang diamati. Selanjutnya penelitian ini menggunakan analisis regresi Ordinary Least Squares (OLS) untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi efisiensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perhitungan DEA-CRS versi CCR, sebanyak 19 LKM-A (29,23%) telah efisien, sedangkan dengan perhitungan DEA-VRS versi BCC terdapat sebanyak 33 LKM-A (50,77%) efisien. Tingkat pendidikan manajer, umur LKM-A, waktu pelayanan dan jumlah pengelola memiliki pengaruh dan nyata terhadap efisiensi LKM-A, sedangkan metode pinjaman dan sistem pembiayaan LKM-A tidak berpengaruh secara nyata terhadap efisiensi LKM-A gapoktan PUAP di Kabupaten Bantul.
Keywords
Citation