Studi Penempatan Lokasi dan Karakteristik Potensi Agroindustri Mangga dan Sirsak di Wilayah Jawa Barat

Abstract
Description
Penelitian dilakukan melalui survai lokasi guna memperoleh data primer dan sekunder, pada Februari-Desember 2001, di wilayah Jawa Barat. Lokasi tingkat provinsi dipilih tiga kabupaten, berturut-turut ditentukan tiga kecamatan, dan tiga desa. Di masing-masing desa diwawancarai 10 petani, satu pedagang pengumpul, dan satu eksportir. Penelitian dilakukan secara desk study dan survey. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui data BPS, Ditjen Hortikultura, Dinas Pertanian, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dan lain-lain. Hasil survai menunjukkan bahwa petani di sentra produksi mangga wilayah Jawa Barat mengusahakan tumpang sari berbagai varietas tanaman (pisang, petai, nangka, kelapa, palawija, dan tanaman sayuran). Petani dengan kepemilikan lahan lebih dari 5 Ha menanam mangga varietas komersial (Arumanis, Cengkir, dan Gedong) secara monokultur. Varietas mangga komersial yang diusahakan petani di sentra produksi wilayah Jawa Barat adalah Arumanis (Cirebon dan Garut), dan Gedong (Indramayu). Asal benih berupa okulasi dari proyek pemerintah. Petani menggunakan teknologi budidaya maju, meskipun masih terbatas. Petani perlu mendapatkan bimbingan dan latihan teknologi budidaya, agar dihasilkan mangga bermutu dan memenuhi selera pasar. Petani umumnya melakukan penanganan pascapanen pada tahap pemetikan, seperti umur petik dan kriteria fisik lainnya yang mudah dikenali. Petani belum melakukan pemilihan/grading, penyimpanan, dan pengolahan. Teknik pemetikan, pemilihan, penyimpanan, dan pengolahan sebagian besar dilakukan tengkulak, pedagang pengumpul, atau pun pedagang antar kota. Kelompok Tani (kebanyakan tanaman pangan) sebagai wadah organisasi bagi petani dengan fasilitas umum cukup memadai, namun belum sepenuhnya difungsikan, sehingga pemasaran mangga dan sirsak dilakukan pedagang. Tiga alternatif penempatan agroindustri mangga dan sirsak didasarkan pada wilayah berpotensi produksi, potensi produksi tertinggi, varietas mangga dan sirsak. Hasil survai menunjukkan bahwa kabupaten Indramayu yang berbatasan dengan Majalengka merupakan alternatif lokasi agroindustri berdasarkan karakteristik potensi produksi mangga dan sirsak. Kecamatan Widasari (Indramayu) dan Pamulihan (Garut) merupakan lokasi alternatif penempatan agroindustri berdasarkan potensi produksi tertinggi, sedangkan Garut sebagai alternatif penempatan agroindustri berdasar varietas mangga dan sirsak. Potensi agroindustri berdampak terhadap penentuan kebijakan, baik pemasaran, ekonomi, distribusi, dan investasi, berguna bagi industri bidang pengolahan, dan industri lainnya serta berdampak pada lapangan kerja, baik di tingkat pedesaan, nasional, dan menyangkut daerah lainnya.
Keywords
Citation