Model Multinomial Logit dan Aplikasinya dalam Analisa Proses Adopsi Varietas Padi

No Thumbnail Available
Date
2016-10-03
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Abstract
Description
EnglishA Multinomial or multivariate logit model is, unlike logit model, rarely used for analyzing adoption processes of new agricultural technology in Indonesia. This model is more flexible in terms of its capability to accomodate a multiple-choice decision making process faced by farmer. This article attempts to present a multinomial logit model and its application in assessing a varietal adoption process in rice farming. The discusion focuses on result interpretation, not policy implications due to the fact that the data used in this analysis is relatively outdated. The result shows that price of paddy (gabah) received by farmer, price of fertilizer, labor wages, and total area planted are important determinant for varietal adoption processes. Implementing any policies which tends to favor consumers will, therefore, discourage the adoption of new varieties, which in the long run against the government's effort of maintaining rice-self sufficiency.IndonesianModel multinomial atau multivariate logit, tidak seperti model logit, masih jarang diterapkan dalam menganalisa proses adopsi teknologi usahatani di Indonesia. Model ini lebih fleksibel karena dapat mengakomodasikan berbagai pilihan yang dihadapi oleh pengambilan keputusan, tidak terbatas hanya dua pilihan sebagaimana dalam model logit. Tulisan ini bertujuan untuk mengetengahkan model multinomial logit dan penerapannya dalam menganalisa proses adopsi varietas padi. Penekanan diberikan pada interpretasi hasil analisa, bukan implikasi kebijaksanaan, mengingat data yang dipergunakan relatif kedaluarsa. Dari hasil analisa empiris adopsi varietas unggul padi di wilayah DAS Cimanuk, diketahui bahwa harga keluaran dan masukan sangat menentukan peluang diterapkannya varietas unggul. Harga gabah yang petani, harga pupuk, upah tenaga kerja dan luas lahan garapan sangat menentukan peluang pilihan varietas yang ditanam petani. Kebijaksanaan harga gabah yang terlalu condong kepada kepentingan konsumen, akan menghambat proses adopsi varietas baru yang pada akhimya menghambat upaya mempertahankan swasembada beras.
Keywords
Citation