Status Keberlanjutan Wilayah Berbasis Peternakan di Kabupaten Situbondo untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan

Abstract
Description
EnglishThe government of Situbondo Regency has not decided the location of  the agropolitan development. In this regard, a study on livestock-based regional sustainability development is necessary before the implementation of the agropolitan program  This study aims to analyze the sustainability index and the status of Situbondo area through five dimensions of sustainability. The study used a Multidimensional Scaling analysis (MDS) method called Rap-BANGKAPET and the results are shown in the form of sustainability index and status. The Leverage and Monte Carlo analyses were used to determine the attributes that sensitively affect the index and the status of sustainability and its impact. Sustainability analysis indicate that the ecological dimension is less sustainable (46.50%), economic dimention is sufficiently sustainable (69.53%), social and cultural dimensions is also sufficiently sustainable (55.14%), infrastructure and technology dimensions are at low level of sustainability (45.48%), and similarly at low level of sustainability for legal and institutional dimensions (47.46%). Of the 73 attributes, 24 of these attributes require direct treatment immediately because of its sensitive effect on sustainability index and status (significant at 95% of confidence level). The study suggests a progressive-optimistic scenario to improve the sustainability of the future status (long term) with overall improvement of sensitive attributes. IndonesianPemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Situbondo sampai saat ini masih belum menetapkan wilayahnya untuk pengembangan kawasan agropolitan. Untuk itu sebelum program agropolitan dilaksanakan perlu dikaji terlebih dahulu tingkat keberlanjutan wilayah berbasis peternakan di Kabupaten Situbondo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indeks dan status keberlanjutan wilayah berbasis peternakan di Kabupaten Situbondo ditinjau dari lima dimensi keberlanjutan, yaitu: dimensi ekonomi, sosial budaya, infrastruktur dan teknologi, serta hukum dan kelembagaan. Penelitian meggunakan metode analisis Multidimensional Scaling (MDS) yang disebut RAP-BANGKAPET dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk indeks dan status keberlanjutan. Untuk mengetahui atribut yang sensitif berpengaruh terhadap indeks dan status keberlanjutan dan pengaruh galat dilakukan analisis Leverage dan Monte Carlo.   Hasil analisis keberlanjutan menunjukkan bahwa dimensi ekologi berada pada status kurang berkelanjutan (46,50%), dimensi ekonomi cukup berkelanjutan (69,53%), dimensi sosial budaya cukup berkelanjutan (55,14%), dimensi infrastruktur dan teknologi kurang berkelanjutan (45,48%), serta dimensi hukum dan kelembagaan kurang berkelanjutan (47,46%). Dari 73 atribut yang dianalisis, 24 atribut yang perlu segera ditangani karena sensitif berpengaruh terhadap peningkatan indeks dan status keberlanjutan dengan tingkat galat (error) yang sangat kecil pada taraf kepercayaan 95 persen. Dalam rangka meningkatkan status keberlanjutan ke depan (jangka panjang), skenario yang perlu dilakukan adalah skenario progresif-optimistik dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap semua atribut yang sensitif dalam peningkatan status kawasan.
Keywords
Citation