Valuasi Ekonomi Wisata Bahari dan Perikanan Tangkap di Maluku

Abstract
Description
EnglishThe research was to estimate the demand potential of selected interests (fisheries and tourism sector). The primary data of fisheries and recreation activities were collected using structured questionaires asked to fishermen and travellers while secondary data were obtained from key informants and related institutions. Financial analysis was used to obtain the economic value (resource rents) of capture fisheries while the recreation data were analyzed using travel cost method and contingent valuation method. The economic value of recreation activities in both surveyed locations (Banda and Sorbat Indah) was higher than that of fisheries due to the fact that the fisheries activities were small in scale and were only operated along the coastal areas. Hence, the fishing practices had direct impact on the coral reef in the coastal areas as one of the important elements of marine recreation. Once the development of marine recreation eliminate fishery activities, compensation for the loss to the fishermen became very crucial. At least, the value of the total compensation should be equal to annual economic value of fishery activities until the fishermen get new reliable job.IndonesianPenelitian ini dimaksudkan untuk menduga potensi permintaan dari dua kepentingan terpilih yaitu sektor perikanan dan sektor pariwisata. Penghitungan nilai ekonomis usaha perikanan dan kegiatan wisata ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer dari kedua jenis kegiatan tersebut yang diperoleh melalui kuesioner dan data sekunder dari informan-informan kunci serta instansi-instansi terkait. Analisis usaha penangkapan dilakukan untuk menghitung nilai ekonomis sumber daya perikanan sedangkan data kegiatan wisata dianalisis dengan menggunakan metode regresi biaya perjalanan (travel cost method) dan metode valuasi perkiraan (contingent valuation method). Hasil analisis di antaranya memperlihatkan bahwa nilai ekonomis kegiatan wisata di kedua daerah yang diteliti (Banda dan Pantai Sorbat Indah) jauh lebih tinggi dari nilai ekonomis kegiatan perikanannya yang diduga disebabkan karena kegiatan perikanan tangkap yang ada berskala kecil dan wilayah operasinya hanya di daerah pesisir. Walaupun demikian, kegiatan penangkapan ikan tersebut mempengaruhi secara langsung salah satu unsur penting dari daerah wisata yaitu kelestarian terumbu karang. Kalaupun pengembangan wisata harus mengorbankan kegiatan perikanan, maka yang perlu diperhatikan adalah ganti rugi atau kompensasi bagi nelayan atas kehilangan sumber pendapatannya tersebut. Paling tidak, nilai kompensasi total tersebut harus sama dengan nilai ekonomis perikanan tangkap di daerah tersebut per tahun sampai mereka mendapatkan sumber pencaharian lainnya yang layak.
Keywords
Citation