Seleksi Karakter Vegetatif yang Berpengaruh terhadap Jumlah Bunga dan Buah Kakao pada Agroekosistem Iklim Kering, Nusa Tenggara Timur

Abstract
Description
The growth and development of cacao during dry climate differ with there in wet climatic agroecosystems. In other side, information about interrelation among plant characters is needed for plant selection programs. The objectives of this research was to analyze the vegetative characters and number of flowers and fruits of cacao in dry climatic agroecosystems, Nusa Tenggara Timur (NTT), by using sequential path analysis (SPA) and structural equation modeling (SEM). The research was conducted in dry climatic agroecosystems at KP Maumere, NTT, with altitude 50 m above sea levels and sandy loam texture of soil, beginning from Januari until December 2013. The observation method was used in this study with two stages sampling procedures, purposive and simple random respectively, on the population of six cacao clones planted polyclonally in single rows in December 2011 with Gliricidae and Musa spp. as shading plants. Variable observed were twelve of vegetative characters, number of flowers and fruits per tree. Data were analyzed by using correlation, sequential path analysis (SPA) and structural equation modeling (SEM). Results showed that plant height, diameter and number of secondary branches positively and directly affected of 29, 45, and 80% respectively on the number of flowers per tree, whereas the diameter of primary branches negatively influenced of 72%. Number of flowers and diameter of secondary branches positively and directly affected of 32 and 37% respectively on the number of fruits per tree. AbstrakPertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao pada agroekosistem iklim kering berbeda dengan pertumbuhan dan perkembangan pada iklim basah. Di sisi lain, keterkaitan antar karakter tanamannya diperlukan dalam program seleksi tanaman. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakter vegetatif yang berpengaruh terhadap jumlah bunga dan buah kakao pada agroekosistem iklim kering di Nusa Tenggara Timur (NTT), melalui pendekatan analisis lintasan bertahap (ALB) dan model persamaan struktural (MPS). Penelitian dilakukan di lahan kering beriklim kering, KP Maumere, NTT, pada ketinggian tempat sekitar 50 m dpl dengan tekstur tanah lempung berpasir, mulai Januari sampai Desember 2013. Metode yang digunakan ialah observasi terhadap populasi enam klon kakao yang ditanam bulan Desember 2011 secara poliklonal dalam barisan tunggal dengan tanaman glirisidia dan pisang sebagai tanaman penaung. Contoh tanaman ditentukan dalam dua tahap sampling, pertama secara purposif dan kedua secara acak sederhana. Peubah yang diamati meliputi 12 karakter vegetatif serta jumlah bunga dan buah per pohon. Data dianalisis melalui metode korelasi, ALB, dan MPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada populasi tanaman kakao di agroekosistem iklim kering, KP Maumere, NTT, karakter tinggi tanaman, jumlah dan diameter cabang sekunder berpengaruh secara langsung dan positif terhadap jumlah bunga per pohon masing-masing sebesar 29, 45, dan 80%, sedangkan diameter cabang primer pengaruhnya negatif sebesar 72%. Jumlah bunga dan diameter cabang sekunder berpengaruh secara langsung dan positif terhadap jumlah buah per pohon masing-masing sebesar 32 dan 37%.
Keywords
Citation