Kriopreservasi Tanaman Obat Langka Purwoceng dengan Teknik Enkapsulasi-Vitrifikasi

Abstract
Description
Pruatjan (Pimpinella pruatjan Molk.) is an Indonesian endangered medicinal plant, so that it is highly protected. Cryopreservation can be applied to this plant for long-term preservation. The aim of this research was to obtain a method of encapsulation-vitrification by optimizing each step in cryopreservation protocol i.e. preculture, loading, dehydration with and without freezing in liquid nitrogen. The best treatment of each step would be applied in the following step. On preculture experiment, in vitro shoots were planted on the Driver and Kuniyaki (DKW) basal media containing 0.3 M sucrose and incubated for 1, 2, 3, 4, and 5 days. After those incubation period, shoot tips were encapsulated with 2.5% Na-alginate and soaking for 15 minutes in 100 ppm CaCl2 solution before planting. On loading experiment, precultured explants were loaded in DKW basal solution containing 2 M glycerol and 0.4 M sucrose for 0, 30, 60, and 90 minutes. On dehydration experiment, preculturead and loaded explants were dehydrated with PVS2 solution PVS2 (DKW + 30% glycerol + 15% DMSO + 15% ethyleneglicol + 0.4 M sucrose) for 0, 30, 60, 90, and 120 minutes. The parts of them were freezed in liquid nitrogen (-196oC). The result showed that cryopreservation through encapsulation-vitrification technique could be applied on pruatjan. The best preculture treatment was 5 days incubation period. The best loading treatment was 30 minutes. The best dehydration treatment was 90 minutes. The successful level of this research was still low (10%) so that it needs optimization method. AbstrakPurwoceng (Pimpinella pruatjan Molk.) adalah tanaman obat langka asli Indonesia yang hampir punah sehingga harus dilindungi. Kriopreservasi dapat diterapkan pada tanaman ini untuk penyimpanan jangka panjang. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh teknik enkapsulasi-vitrifikasi dengan melakukan optimasi dari tiap-tiap tahapan kriopreservasi yang meliputi perlakuan prakultur, loading, dehidrasi sebelum dan setelah pembekuan dalam nitrogen cair. Perlakuan yang terbaik kemudian diterapkan pada tahapan percobaan berikutnya. Pada perlakuan prakultur, tunas in vitro ditanam pada media Driver dan Kuniyaki (DKW) dengan penambahan sukrosa 0,3 M dengan masa inkubasi 1, 2, 3, 4, dan 5 hari. Setelah itu, pucuk yang berukuran 0,5 cm dienkapsulasi dengan Na-alginat 2,5% (yang mengandung media regenerasi) dalam larutan CaCl2 100 ppm selama 15 menit sebelum penanaman kembali. Pada percobaan loading, terlebih dahulu eksplan diprakultur kemudian direndam dalam larutan DKW + gliserol 2 M + sukrosa 0,4 M dengan durasi rendam selama 0, 30, 60, dan 90 menit. Pada percobaan dehidrasi, eksplan diprakultur dan loading terlebih dahulu, kemudian direndam dalam larutan krioprotektan PVS2 (DKW + gliserol 30% + DMSO 15% + etilen glikol 15% + sukrosa 0,4 M ) selama 0, 30, 60, 90, dan 120 menit. Eksplan tersebut sebagian dibekukan dalam nitrogen cair (-196oC) dan sebagian lainnya tidak dibekukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriopreservasi secara enkapsulasi-vitrifikasi berpeluang diterapkan pada tanaman purwoceng. Perlakuan prakultur terbaik adalah 5 hari. Perlakuan loading terbaik adalah 30 menit dan perlakuan dehidrasi terbaik 90 menit. Tingkat keberhasilan ini masih rendah (10%) sehingga diperlukan optimasi metode.
Keywords
Citation