Keragaman Produksi Plasma Nutfah Pala (Myristica fragrans) di KP Cicurug

Abstract
Description
Nutmeg known as a major spice in the world. The plant originated from Moluccas island of Indonesia. It is an evergreen tree with 4-10 m height and sometimes up to 20 m. The plant is a dioecious, start bearing fruit at 5 to 8 years after planting, and before reaching generative period it can not be distinguish whether the plant is a male or female plant. Nutmeg has an ovale to rounded fruit shape with 1-10 cm long with thin to thick fleshly fruit and creamy white colour. Nutmeg seed surrounded by arils which is famous known as mace, usually with red colour and the major constituent is myristicin. Collecting of nutmeg at Moluccas, North Sulawesi and Papua obtained 430 seeds from several different locality and the plant were planted with 8 m x 8 m space row at Cicurug garden Sukabumi-West Java, 500 m above sea level, in 1992 and 1993. So far the remaining plant were only 368 trees. Observation of nutmeg yield was carried out in 5 years (2000, 2001, 2002, 2004, and 2005) to those collection to evaluate their yield variation and continuity. T-test were used to estimate the plant with better yield. Result showed that there were high variation in nutmeg fruit yield among and between locality represented value of variation almost 100%. Less than 50 plant have a relative yield continuity, moreover they were only 7 trees which has cumulative yield more than 4000 fruits/tree i.e. Bagea Yan Maliaro 213, Banda 11, Botol 137, Kupal 139, Patani 25, Patani 32, and Patani 33. The cumulative yield per tree ranged from 0-7808 fruits with the average 1195 nut/tree. Harvesting nutmeg fruit at Cicurug garden was done almost all year around, with the peak harvest in Mei to June. AbstrakPala (Myristica fragrans) telah sejak lama dikenal sebagai rempah utama dunia. Merupakan tanaman asli Indonesia, khususnya Maluku, pala tumbuh hingga tinggi tanaman 4-10 m dan kadang mencapai 20 m. Tanaman pala mulai berbuah umur 5-8 tahun, bersifat dioecious (berumah dua), sebelum fase berbuah, antara pohon jantan dan betina sulit dibedakan. Buah berbentuk bulat sampai agak lonjong dengan panjang antara 1-10 cm, berdaging tipis sampai agak tebal dengan warna daging buah krem putih. Biji dengan kulit biji keras dan diselubungi oleh salut biji (arilus) dan lebih dikenal dengan nama fuli, bersifat aromatik dengan kandungan senyawa utama myristicin. Eksplorasi pada berbagai daerah dan sentra produksi pala di kepulauan Maluku, Irian Jaya, dan Sulawesi Utara telah berhasil dikumpulkan 430 nomor pohon yang terdiri dari berbagai tipe yang didasarkan pada daerah asal koleksi. Tanaman ditanam tahun 1992 dan 1993 di KP Cicurug pada ketinggian tempat 500 m dpl, dengan jarak tanam 8 m x 8 m dan yang masih hidup 368 nomor pohon. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap produksi tanaman pala hasil koleksi tersebut untuk mengetahui variasi, distribusi, dan kontinuitas produksi. Pengamatan terhadap produksi dilakukan selama lima tahun produksi, yaitu tahun 2000, 2001, 2002, 2004, dan 2005, kemudian dihitung keragaman dan kontinuitas produksinya dan dilakukan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh nomor berbeda dari tahun ke tahun. Tingkat produksi bervariasi, baik antartipe maupun dalam tipe yang sama dengan nilai keragaman 100%. Kisaran produksi buah per pohon secara kumulatif selama 5 tahun produksi adalah 0-7808 butir per pohon dengan rata-rata 1195 butir/pohon. Dari semua koleksi tanaman hanya 37 nomor yang mempunyai produksi relatif kontinu dan 7 di antaranya memiliki produksi kumulatif di atas 4000 butir per pohon, yaitu Bagea Yan Maliaro 213, Banda 11, Botol 137, Kupal 139, Patani 25, Patani 32, dan Patani 33. Panen buah pala berlangsung hampir sepanjang tahun, namun panen buah terbanyak terjadi pada bulan Mei-Juni.
Keywords
Citation