Respons Aksesi Plasma Nutfah Kacang Hijau terhadap Cekaman Kekeringan

Abstract
Description
Cekaman kekeringan menjadi masalah yang perlu diperhatikan dalam budi daya kacang hijau di lahan kering, mengingat ketersediaan air yang relatif terbatas terutama pada musim kemarau. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi aksesi-aksesi kacang hijau terhadap cekaman kekeringan. Sebanyak lima puluh aksesi plasma nutfah kacang hijau yang terdiri atas varietas unggul nasional, dan varietas lokal koleksi Bank Gen BB Biogen digunakan dalam penelitian ini. Pengujian kekeringan dilaksanakan di KP Naibonat, BPTP NTT, Kupang pada tahun 2013. Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terpisah 3 ulangan, di mana petak utama adalah kondisi tanah (normal dan kekeringan) dan anak petak adalah 50 aksesi kacang hijau. Pada kondisi normal (N) tanah pada setiap petak selalu dalam keadaan cukup air hingga seminggu menjelang panen (disiram sesuai keperluan). Pada kondisi kekeringan (K) tanah tidak disiram semenjak umur 4 minggu setelah tanaman hingga panen. Setiap galur ditanam 2 tanaman per rumpun, pada jarak 40 cm × 20 cm dalam petakan 2 m × 3 m. Pengamatan dilakukan terhadap hasil biji dan karakter agronomi penting lainnya. Toleransi kekeringan dinilai berdasarkan persentase penurunan hasil pada kondisi kekeringan dibanding dengan kondisi normal. Untuk melihat keeratan hubungan antarkarakter agronomis dilakukan uji korelasi. Berdasarkan hasil evaluasi, diperoleh 11 aksesi plasma nutfah yang toleran, lima aksesi di antaranya tergolong paling toleran dengan penurunan hasil pada kondisi kekeringan lebih rendah dibanding dengan varietas toleran lainnya. Kelima varietas tersebut adalah Walet, Kenari, Merak, Sriti, dan Lokal Pameungpeuk. Korelasi antarkarakter agronomi (komponen hasil) dengan hasil biji plasma nutfah kacang hijau pada kondisi normal dan kekeringan relatif sama.
Keywords
Citation