ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF BEBERAPA TANAMAN PALAWIJA DI LAHAN PASANG SURUT KALIMANTAN TENGAH

Abstract
Description
Palawija crops are the second important crops after rice. Tidal swamp areas are the potential land in CentralKalimantan where farmers are growing palawija, in addition to rice. This analysis of competitive advantage onpalawija crops is carried out to identify: (1) competitive advantage of palawija crops on tidal swamp, and (2)supporting factors for development of palawija farming system. Uisnga purposive smapling method, the assessmentwas conducted through a farm survey in four villages, namely Lamunti and Dadahup resettlements in Kapuas Murungdistrict, Talio Hulu in Pandih Batu district, and Kanamit in Maliku district, Kapuas regency. A number of 15 farmersper village were randomly selected. Results of the assessment showed that: (1) soybean, corn, groundnut and sweetpotatoes farmings were financially profitable in all of the villages study area; (2) soybean, corn, groundnut and sweetpotatoes farmings would still be profitable even if their yields were below the current yields, (3) in Dadahup andLamunti, corn farming was competitive over soybean and groundnut if its yields were more than 1.033 kg/ha and1.362 kg/ha, respectively; while in Talio Hulu and Kanamit the minimum yield for corn to be competitive oversoybean was 1.081 kg/ha and over groundnut was 1.552 kg/ha. The main problems faced by the farmers in these areaswere transportation and credit facilities. Therefore, roads development and agricultural credit with low interest rate areurgently required.Key words: competitive advantage, palawija, tidal swamp, Central Kalimantan.Di Kalimantan Tengah, palawija merupakan komoditas terpenting kedua setelah padi. Lahan pasang surutyang luas merupakan potensi yang besar bagi pengembangan tanaman palawija di provinsi ini. Analisis keunggulankompetitif beberapa tanaman palawija di Kalimantan Tengah, bertujuan untuk; (i) mengetahui tingkat keunggulankompetitif dari usahatani beberapa tanaman palawija (kedelai, jagung, kacang tanah dan ubi jalar) di lahan pasangsurut, (ii) mengetahui faktor-faktor pendukung yang diperlukan untuk mengembangkan usahatani komoditas ini.Kegiatan pengkajian dilaksanakan dengan metode survai. Daerah pengkajian ditentukan secara purposive, di empatdesa yaitu Lamunti dan Dadahup (Kecamatan Kapuas Murung), Talio Hulu (Kecamatan Pandih Batu) dan Kanamit(Kecamatan Maliku), semuanya di Kabupaten Kapuas. Dari masing-masing desa dipilih secara acak 15 petani yangmengusahakan palawija. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa; (1) usahatani kedelai, jagung, kacang tanah dan ubijalar pada tingkat produksi aktual secara finansial menguntungkan di semua daerah pengkajian: (2) usahatani kedelai,jagung, kacang tanah dan ubi jalar masih menguntungkan bila produktivitas pada tingkat minimal, walaupun di bawahproduktivitas aktual; (3) usahatani jagung di Desa Lamunti dan Dadahup kompetitif terhadap usahatani kedelai dankacang tanah bila produktivitas mencapai minimal 1.033 kg/ha (terhadap kedelai) dan 1.362 kg/ha (terhadap kacangtanah). Sedangkan di Desa Talio Hulu dan Kanamit produksi jagung minimal 1.081 kg/ha kompetitif terhadap kedelaidan 1.552 kg/ha kompetitif terhadap kacang tanah. Terbatasnya sarana transportasi dan rendahnya akses petaniterhadap sumber modal merupakan masalah yang memerlukan pemecahan. Implikasinya ialah bahwa pembangunanjaringan transportasi dan penyediaan kredit murah untuk meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkanteknologi baru perlu mendapat prioritas.Kata kunci : keunggulan kompetitif, palawija, pasang surut, Kalimantan Tengah.
Keywords
Citation