KERAGAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM TANAM LEGOWO-2 PADA PADI SAWAH DI KECAMATAN BANYURESMI, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

Abstract
Description
Sustaining productivity growth because of low efficiency of rice production is crucial issue. The asymmetricwide-space (legowo-2) planting system is an alternative. Research results showed that legowo-2 spacing system usingborder effect significantly and consistently increased (12 - 26,9%) average grain yield compared to traditionalsymmetric planting system (tegel). Wider space among rows facilitates faster weeding and fertilizer application. Suchcondition reduces costs of labor for weeding and fertilization. Increase in yield, and time and labor savings makelegowo-2 planting system both economically and socially attractive. In general, cooperating and non-cooperatingfarmers’ responses to legowo-2 planting system and participation of extension workers and local offices in supportingimplementation of the introduced technology were very good. Survey results indicated that more than 95 percent offarmers deemed legowo-2 planting system as good or acceptable technology. Responses of the farmers applying thelegowo-2 planting system were indicated by high values of acceptability indices (50 and 30 in wet season of2000/2001, and 85 in dry season of 2001). Even though these values were only evaluation of technology acceptabilityof the farmers and not a measure of “acceptance” indicating adoption or impact, but a high value of acceptabilityindex was useful to predict a high rate of adoption. In 2003, legowo-2 planting system was promoted on a larger scaleof planted areas.Key words : planting system, asymmetric wide-space and symmetric, productivity, efficiency, dissemination.Berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan selama beberapa tahun terakhirini menghadapi masalah terutama dengan rendahnya efisiensi usahatani. Untuk itu diperlukan suatu terobosanteknologi yang mampu meningkatkan efisiensi usahatani padi. Salah satu alternatif teknologi adalah melaluipenerapan sistem tanam legowo-2 yang telah dikaji dalam jangka waktu panjang (empat tahun). Hasil pengkajianmenunjukkan bahwa dengan tersedianya ruangan luas yang memanjang ke satu arah, maka legowo-2 dibandingkandengan sistem tegel, memberikan beberapa keuntungan diantaranya: peningkatan produksi secara nyata dan konsistendengan kisaran 12-26,9 dan memudahkan serta mengurangi biaya produksi yang disebabkan karena berkurangnyawaktu dan biaya tenaga kerja untuk penyiangan gulma dan pemupukan. Respons petani (95% dari petani) terhadapsistem tanam legowo dan dukungan penyuluh serta petugas lapang lainnya terhadap penerapannya di tingkat petanisangat positif. Dengan demikian teknologi ini layak baik secara teknis, ekonomi, maupun sosial untuk dikembangkansecara luas. Respons tersebut didukung oleh nilai indeks penerimaan yang tinggi, yaitu 50 dan 30 pada MH 2000/2001dan kemudian meningkat menjadi 85 pada musim berikutnya (MK 2001). Meskipun nilai-nilai tersebut bukanmerupakan suatu ukuran dari adopsi teknologi, tetapi nilai yang sangat tinggi dapat digunakan sebagai indikatorbahwa teknologi tersebut mempunyai peluang yang tinggi untuk diadopsi petani secara luas. Pada tahun 2003, dengandukungan aparat pemerintah daerah, sistem tanam legowo telah dikembangkan baik di wilayah pengkajian maupunkabupaten lainnya.Kata kunci : cara tanam: Legowo-2, tegel, produktivitas, efisiensi, diseminasi
Keywords
Citation