TEKNOLOGI BUDIDAYA TERNAK BABI DI PAPUA

Loading...
Thumbnail Image
Date
2022-10-01
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Kementerian Pertanian
Abstract
Ternak babi merupakan salah satu komoditi peternakan yang potensial untuk dikembangkan. Terdapat 312 bangsa babi dan 87 merupakan bangsa babi unggul hasil seleksi dan persilangan beberapa bangsa babi, misalnya Landrace, Yorkshire dan Duroc (Sihombing 2006). Ternak babi tergolong ternak yang subur untuk dipelihara dengan jumlah anak yang dilahirkan lebih dari satu, serta jarak dari satu kelahiran dan kelahiran berikutnya pendek, sehingga memungkinkan untuk menjualnya dalam jumlah besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Siagian (1999), bahwa ternak babi mempunyai banyak keunggulan antara lain merupakan ternak prolifik (memiliki banyak anak setiap kelahiran), efisien dalam konversi pakan serta mempunyai daging dengan persentase karkas yang tinggi. Pendapat tersebut didukung oleh Wheindrata (2013), bahwa babi merupakan ternak produktif yang dapat beranak dua kali setahun, sekali beranak antara 10-14 ekor, karena babi merupakan hewan polytocous atau melahirkan anak lebih dari satu (Blakely dan Bade 1998). Babi adalah ternak monogastrik yang mampu mengubah bahan makanan secara efisien. Limbah pertanian, peternakan dan sisa makanan manusia yang tidak termakan dapat digunakan oleh babi untuk menjadi produksi daging. Besarnya konversi babi terhadap ransum ialah 3,5 artinya untuk menghasilkan berat babi 1 kg dibutuhkan makanan sebanyak 3,5 kg ransum (Prasetya 2012). Hal tersebut disebabkan ternak babi dapat mengkonsumsi makanan dengan efisien (Wheindrata 2013
Description
Keywords
Research Subject Categories::L Animal production/Produksi Hewan::L01 Animal husbandry/Peternakan
Citation