KAJIAN KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI BANTUL, YOGYAKARTA

Abstract
Description
The Assessment of Performance of High Yielding Variety Through Integrated Crop Management in Bantul, Yogyakarta. Study on performance for rice high yielding variety using five varieties namely Inpari 3, Inpari 4, Inpari 9, Inpari 10 and Inpari 11 through integrated crop management (ICM) was conducted at Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta during the dry season of  2012. Seedling of 15 days with one seedling per hill was planted using “jajar legowo” 4:1 system, with plant spacing of 25 x 12.5 x 50 cm. Plot size per variety was 2000 m2. Ciherang and Situ Bagendit as populair varieties planted using the same population by farmers were used as control. Data were analyzed using t test. Inpari 10 gave the highest yield (9.5 t/ha) compared to check varieties and the other varieties tested, with yield ranging from 8.8 to 9.9 t/ha. The highest yield on Inpari 10 was contributed by the highest of the main yield components, namely the number of filled grains, total grain number, and the panicle number. All varieties showed early to moderate maturity, except Inpari 9 (125 days). Inpari 10 gave the highest profit compared with the others superior varieties tested and the most preferred by farmers because of more taste, more white color, more shiny, and more fragrant. Keywords: Inpari, Ciherang, Situ Bagendit, "jajar legowo", IPM.ABSTRAKKajian keragaan teknologi varietas unggul baru padi pada pengelolaan tanaman terpadu menggunakan lima varietas unggul baru yaitu Inpari 3, Inpari 4, Inpari 9, Inpari 10 dan Inpari 11 dilaksanakan di Kelompok Tani Ngimbangan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta selama musim kemarau 2012. Bibit berumur 15 hari dengan satu bibit per lubang ditanam secara Jajar Legowo (Tajarwo) 4:1, jarak tanam 25 x 12,5 x 50 cm, dengan 256.000 populasi tanaman. Luas plot per varietas adalah 2000 m2. Varietas tersebut digunakan sebagai perlakuan. Ciherang dan Situ Bagendit sebagai varietas populer yang ditanam dengan populasi yang sama oleh petani digunakan sebagai pembanding. Data dianalisis dengan uji t. Inpari 10 merupakan varietas dengan hasil tertinggi (9,5 t/ha) dibandingkan dengan varietas pembanding maupun varietas yang diuji lainnya, dengan hasil berkisar (8,8 - 9,9 t/ha). Hasil terbaik pada Inpari 10 tersebut didukung oleh komponen hasil utama yaitu jumlah gabah isi, jumlah gabah total, dan jumlah anakan produktif. Semua varietas yang dikaji berumur genjah sampai sedang, kecuali Inpari 9 dengan umur tanaman 125 hari. Inpari 10 memberikan keuntungan yang paling tinggi dibandingkan dengan varietas  unggul baru lainnya yang diuji dan paling disukai petani karena lebih pulen, lebih putih, lebih berkilap, dan lebih wangi.Kata kunci: Inpari, Ciherang, Situ Bagendit, jajar legowo
Keywords
Citation