PENGARUH VARIETAS DAN POLA TANAM KAPAS TERHADAP KELIMPAHAN POPULASI PREDATOR HAMA PENGISAP DAUN Amrasca biguttula (ISHIDA)

Abstract
Description
ABSTRAKPenanaman varietas tahan hama adalah salah satu cara pengendalianserangga hama pengisap daun, A. biguttula, yang telah diadopsi petanikapas di Indonesia. Penggunaan varietas tahan hama cukup efektifmenekan serangan hama pengisap ini. Namun demikian, peluang adanyacara pengendalian alternatif patut dipertimbangkan, misalnya memanfaat-kan faktor mortalitas biotik A. biguttula, seperti musuh alami. Penelitianpengaruh varietas dan pola tanam kapas terhadap perkembangan populasipredator hama pengisap daun A. biguttula telah dilakukan di KebunPercobaan Asembagus, Situbondo, dan di laboratorium Entomologi BalaiPenelitian Tanaman Tembakau dan Serat di Malang, mulai Januari sampaiDesember 2005. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruhperbedaan varietas dan pola tanam kapas terhadap perkembangan predatorA. biguttula. Perlakuan terdiri atas dua faktor, yaitu faktor I adalah varietaskapas dengan tingkat ketahanan terhadap A. biguttula berbeda-beda, yaitu:(1) TAMCOT SP37 (peka), (2) Kanesia 7 (moderat), dan (3) LRA 5166(tahan). Faktor II adalah pola tanam kapas, yaitu: (1) monokultur, dan (2)tumpangsari dengan kedelai. Setiap perlakuan disusun secara faktorialdengan rancangan petak terbagi (Split Plot) dengan tiga kali ulangan.Parameter pengamatannya adalah populasi nimfa A. biguttula danpredator. Di laboratorium dilakukan uji pemangsaan terhadap predatorterpilih dengan cara memberi umpan nimfa A. biguttula untuk mengetahuikemampuannya memangsa per hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwaperbedaan tingkat ketahanan varietas terhadap A. biguttula mempengaruhiperkembangan populasi kompleks predator. Lebih banyak predatorditemukan pada TAMCOT SP37 dan Kanesia 7 dibanding pada LRA5166. Sedangkan perbedaan pola tanam tidak menyebabkan perbedaanpopulasi predator. Kapas monokultur maupun tumpangsari dapatmenyediakan lingkungan ideal bagi perkembangan kompleks predator.Laba-laba dan Paederus sp. adalah predator yang populasinya lebihdominan  dibanding  predator lainnya.  Pada uji  pemangsaan dilaboratorium, Paederus sp. mampu memangsa 15-25 nimfa A. biguttulainstar kecil dan 10-20 instar besar, sedangkan laba-laba per harimemangsa 2-12 nimfa A. biguttula instar kecil dan besar.Kata kunci: Kapas, Gossypium hirsutum, hama, Amrasca biguttula,Paederus sp., nimfa, mortalitas biotik, varietas, pola tanam,Jawa TimurABSTRACTEffect of variety and cropping pattern of cotton onpopulation density of insect predator Amrasca biguttula(Ishida)Planting resistant variety of cotton is one of cultural method forcontrolling sucking insect pest, A. biguttula. This method has widely beenapplied by cotton farmers in Indonesia. Nevertheless, alternative controlshould also be found to obtain better control of this pest, e.g. biologicalcontrol by using parasitoids and predators. Study on effect of variety andcropping pattern of cotton to population density of insect predator of A.biguttula was carried out at Asembagus Experimental Station and inEntomology Laboratory of Indonesian Tobacco and Fiber Crops Institutein Malang from January to December 2005. The objective of study was tostudy the effect of variety and cropping pattern of cotton to populationdensity of insect predators. Treatment consists of two factors. The firstfactor was cotton variety based on resistance to A. biguttula, viz.TAMCOT SP37, Kanesia 7, and LRA 5166 known susceptible,intermediate, and resistant to A. biguttula, respectively. The second factorwas cropping system with monoculture and intercropping with soybean.Each treatments was arranged in Split Plot Design with three replications.Parameter observed in field study were population of A. biguttula and itspredators. While, the laboratory study was to find out the daily preyability of selected predator by baiting nymph of A. biguttula.The result showed that difference resistance of cotton varietyinfluenced the population density of insect predator. More insect predatorswere found on TAMCOT SP37 and Kanesia 7 compared to LRA 5166,while the density of insect predator was not affected by different croppingpattern and it was due to the patterns provided better environment forinsect predator development. Spider and Paederus sp. were the dominantinsect predators found in the field because their population higher thanthose other predators. Laboratory study showed that Paederus sp. preyed15-25 younger and 10-20 older instar of nymph per day, while spider ate2-12 nymphs of both age of A. biguttula per day.Key words: Cotton, Gossypium hirsutum, pest, Amrasca biguttula,Paederus sp., nymph, biotic mortality, variety, croppingpattern, East Java
Keywords
Citation