An Analysis of Superior Plantation Commodities and Referral Development in Bungo Regency, Jambi Province

Abstract
Description
ABSTRAKEmbriogenesis somatik kakao (Theobroma cacao L.) telah banyakdilaporkan  dengan  penggunaan  zat  pengatur  tumbuh  (ZPT)  yangbervariasi. Penggunaan thidiazuron untuk menginduksi embriogenesissomatik kakao telah dilaporkan melalui dua tahap induksi kalus. Penelitianini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas thidiazuron menginduksiembriogenesis somatik kakao melalui satu tahap induksi kalus. Penelitiandilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Unit Pengembangan BenihUnggul, Badan Litbang Pertanian, Bogor. Empat taraf thidiazuron (0; 2,5;5,0; dan 10 µg/l) dikombinasikan dengan 2,4-D 2 mg/ldigunakan untukmenginduksi kalus dan embrio somatik 3 klon kakao (TSH858, Sca6, danICS13) menggunakan eksplan mahkota bunga dan staminoid. Media dasarDKW tanpa ZPT digunakan sebagai kontrol. Penelitian disusun dalamrancangan lingkungan acak lengkap dengan lima ulangan. Setiap unitpercobaan terdiri dari sepuluh eksplan. Peubah yang diamati meliputipersentase pembentukan kalus umur 2 dan 4 minggu, penampakan visualkalus, persentase eksplan membentuk embrio somatik, dan jumlah embriosomatik per eksplan umur 10 dan 14 minggu. Kalus terbentuk pada mediadengan penambahan hanya 2,4-D atau 2,4-D + thidiazuron, namun embriosomatik hanya terbentuk pada media dengan penambahan 2,4-D +thidiazuron. Pembentukan kalus dan embrio somatik sangat dipengaruhioleh tipe eksplan dan genotipe. Klon Sca6 lebih responsif dibandingkanTSH858 dan ICS13 dan eksplan staminoid lebih responsif dibandingkanmahkota bunga. Hasil studi ini menunjukkan terdapat pengaruh interaksiyang kuat antara ZPT, genotipe, dan tipe eksplan terhadap pembentukankalus dan embrio somatik kakao serta tidak terdapat perbedaan hasil yangnyata antara pembentukan embrio somatik melalui satu dan dua tahapinduksi kalus.Kata kunci: Theobroma cacao L., genotipe, eksplan, zat pengatur tumbuhABSTRACTSomatic embryogenesis of cacao (Theobroma cacao L.) has beenwidely reported with varied of plant growth regulators (PGR) used. Theuse of thidiazuron in inducing somatic embryogenesis of cacao has beenreported through a two-step callus induction. The study aimed to evaluatethe effectiveness of thidiazuron in inducing somatic embryogenesis ofcacao through a one-step of callus induction. The study was conducted atthe tissue culture laboratory of Agricultural Seed Development Unit,Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, Bogor.Four levels of thidiazuron (0; 2.5; 5.0; and 10 µg/l) in combination with 2mg/l  2,4-D  were  used  for  inducing  callogenesis  and  somaticembryogenesis of three cacao clones (TSH858, Sca6, and ICS13) usingpetals and staminoids explants. DKW basal medium without PGR wasused as a control. The result showed that callus were formed on mediumcontaining only 2,4-D or 2,4-D + thidiazuron, while embryos were onlyformed on medium containing 2,4-D + thidiazuron. The formation ofcallus and somatic embryos were highly affected by explant types andgenotypes. Sca6 clone was more responsive than TSH858 and ICS13 andstaminoids were more responsive than petals. The results of this studyrevealed that there was a strong interaction between the PGRs, genotypes,and explant types on the formation of cacao callus and somatic embryos.Results of this study also showed no significant difference between theformation of somatic embryos through one and two steps of callusinduction.Keywords: Theobroma cacao L., genotypes, explants, plant growthregulators
Keywords
Citation