PENGARUH RETARDAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza) SELAMA KONSERVASI IN VITRO

Abstract
Description
ABSTRAKTemu lawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan salah satu jenistanaman obat potensial untuk dikembangkan. Rimpangnya berguna untukmengobati penyakit hepatitis dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh.Untuk mendukung kegiatan plasma nutfah temulawak saat ini telahdilakukan upaya konservasi secara in vitro di laboratorium Kultur JaringanBalai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor mulai bulan Juni2005 sampai April 2006. Bahan tanaman yang digunakan adalah matatunas temulawak yang telah tersedia secara in vitro. Media dasar yangdigunakan adalah Murashige dan Skoog (MS) yang diperkaya vitamin darigroup B. Sebagai sumber energi digunakan sukrosa sebanyak 30 g/l.Perlakuan yang diuji adalah beberapa taraf konsentrasi paclobutrazolyaitu: Paclobutrazol 1,0 mg/l; 3,0 mg/l dan 5,0 mg/l. Sebagai kontrol digu-nakan media dasar MS tanpa paclobutrazol. Rancangan yang digunakanadalah acak lengkap dengan tujuh ulangan. Parameter yang diamati adalahjumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun dan akar pada umur 4 dan 7bulan serta penampilan kultur secara visual. Setelah dikonservasi selamatujuh bulan, maka dilakukan uji regenerasi kultur setelah perlakuanpaclobutrazol ke dalam media MS + BA 0,1 mg/l. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa penggunaan retardan paclobutrazol mampu menekanpertumbuhan kultur dan dapat mengurangi periode sub kultur yangbiasanya setiap dua bulan menjadi tujuh bulan. Konsentrasi paclobutrazol5,0 mg/l merupakan konsentrasi terbaik karena kultur masih mampuberegenerasi normal setelah konservasi. Hasil aklimatisasi plantlet dirumah kaca dapat tumbuh dengan baik. Plantlet tumbuh dan berkembangtanpa menunjukkan adanya penyimpangan dalam penampilan visualnya.Kata kunci: Temulawak, Curcuma xanthorrhiza, paclobutrazol, konser-vasi regenerasi, in vitro, pertumbuhan, Jawa BaratABSTRACTEffect of paclobutrazol on temulawak growth during invitro conservationTemulawak (Curcuma xanthorrhiza) is one of medicinal plantwhich is potential to be developed. The rhizome is used to heal hepatitisand to improve the imune system of human body. To support themedicinal germplasm conservation, in vitro conservation of temulawakwas conducted in Tissue Culture Laboratory of Indonesian ResearchInstitute for Medicinal and Aromatic, Bogor from June 2005 to April2006. Sterile shoots in vitro were used as plant explants. The basicmedium used was Murashige and Skoog (MS) medium, supplementedwith vitamine from B group. Sucrose as carbon sources, was given 30 g/linto the medium. The treatment tested were several concentrations ofpaclobutrazol: (1) Paclobutrazol 0.0 mg/l; 1.0 mg/l; 3.0 mg/l; dan 5.0 mg/l.The treatments were arranged in a completely randomized design withseven replications. The parameters observed were number of shoots, shootlength, number of leaves and roots during conservation. After sevenmonths conserved, shoots were regenerated into regeneration medium.The result showed that paclobutrazol at 5.0 mg/l could reduce the plantgrowth during seven months in conservatioan period and the culture couldregenerate normally after transferring into multiplication medium. Thistechnique can be applied to prolong the conservation culture. Plantlets oftemoe lawak which were acclimatisized in the glass house grew wellwithout any changes in their performance.Key words : Temulawak, Curcuma xanthorrhiza, paclobutrazol , in vitroconservation, regeneration, growth, West Java
Keywords
Citation