Prosiding Lokakarya nasional: Percepatan Penerapan IPTEK dan Inovasi Teknologi Mendukung Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pembangunan Pertanian

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 115
  • Item
    Peran Rice Milling Unit (RMU) dalam Pengembangan Model Agroindustri Padi Terpadu di Siparepare Asahan Sumatera Utara
    (BPTP Jambi, 2008) Aryati, Vivi; Nieldalina; BPTP Jambi
    Padi merupakan komoditas yang sangat penting di Indonesia, selain sebagai sumber makanan pokok juga merupakan komoditas sosial politik yang strategis, sehingga permasalahan padi khususnya perberasan menjadi suatu agenda yang sangat penting. Dalam proses penggilingan padi menjadi beras diperoleh berbagai hasil samping yang sebenarnya memiliki nilai guna dan ekonomi yang baik. Apabila hasil samping tersebut dimanfaatkan dengan baik akan memberikan nilai tambah bagi agroindustri padi terpadu khususnya di Siparepare, Asahan. Pembangunan Rice Milling Unit (RMU) oleh Pemda setempat sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan Prima Tani di Kabupaten Asahan, diharapkan akan memberikan peranannya secara optimal dalam pengembangan model agroindustri padi terpadu di Siparepare.
  • Item
    Pengaruh Penambahan Jagung dan Gula Terhadap Mutu Bubuk Kopi Robusta
    (BPTP Jambi, 2008) Jaya, Rachman; Lindayanti; BPTP Jambi
    Robusta coffee (Coffea canephora) tends to be disliked, because it has high caffeine and uncontent kafeol which it does not smell and taste as good as Arabica coffee. The aimed of this study was to find out the effect of sweet corn and sugar applications to the Robusta coffea bean during dry fried. The material used in this study was coffea bean collected from Lamno Aceh Jaya District and sweet corn from Saree Aceh Besar district. The experiment used a factorial Randomized Completely Design (RAL) with three replicates to accomplished the combinations of two factors, i.e. sugar application (0, 2,5, and 5%) and sweet corn (0, 5, and 10%). The parameters observed were water content, ash content. Hedonic test were performed from the panelist comprised of smell, taste, texture and colour. The results showed that sugar application to coffee powder significantly influenced the water content, taste, and aroma. While the additional of sweet corn to coffea bean affected the ash content, color, aroma, taste and texture of coffea powder. The additional substance, however, showed their interactions to water, ash, content, color, aroma, taste and texture of coffea powder. Panelist preferences revealed that the sweet corn added to the coffea was 5, 10% and 5 % for sugar.
  • Item
    Pengolahan Biji Kakao secara Fermentasi sebagai upaya Peningkatan Mutu dan Pendapatan Petani di Lampung Timur
    (BPTP Jambi, 2008) Yani, Alva; AB, Firdausil; BPTP Jambi
    Fermentasi merupakan satu tahapan yang penting dalam penanganan pasca panen kakao untuk mendapatkan citarasa, aroma dan penampilan biji kakao yang baik. Propinsi Lampung salah satu propinsi yang mempunyai prospek untuk mengembangkan teknologi pengolahan biji kakao secara fermentasi melalui program Prima Tani Litbang Pertanian. Pengolahan secara fermentasi terhadap biji kakao petani dilakukan pada T.A. 2006 di desa Labuhan Ratu IV, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu biji kakao yang selama ini diolah secara non fermentasi (produk asalan), dan untuk meningkatkan harga dan kesejahteraan petani setempat. Fermentasi dilakukan dalam kotak-kotak kayu dengan waktu fermentasi selama 5 hari. Analisis mutu biji kakao menunjukkan bahwa biji kakao hasil fermentasi memenuhi persyaratan mutu SNI (2002) dan layak untuk dikembangkan. Melalui penerapan teknologi, pengolahan biji kakao secara fermentasi memberikan nilai tambah terhadap pendapatan petani sebesar 40 – 60% dibandingkan dengan non fermentasi (produk asalan). Diharapkan pengolahan biji kakao secara fermentasi ini dapat menjadi percontohan bagi petani kakao lainnya di sentra-sentra kakao.
  • Item
    Kajian Pasca Panen dan mutu Biji Kopi Robusta Petani di Lokasi Prima Tani Lampung Utara
    (BPTP Jambi, 2008) Yani, Alva; BPTP Jambi
    Survei dan analisis mutu biji kopi petani dilaksanakan di lokasi Prima Tani, Desa Suka Marga, Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung Utara dari bulan Mei sampai Juni 2006. Pengkajian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kajian pasca panen dan mutu biji kopi Robusta rakyat. Survei dilakukan dengan wawancara langsung dengan petani menggunakan kuesioner (50 responden). Analisis dilakukan terhadap kadar air dan mutu fisik biji kopi menurut SNI (1999). Dari hasil survei diketahui bahwa penanganan pasca panen biji kopi di Desa Suka Marga, Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung Utara masih kurang baik sehingga perlu dilakukan perbaikan. Kisaran kadar air biji kopi petani berkisar antara 11.24 – 20.31 % dengan kadar air yang melebihi 13% sebanyak 36 sampel (72%). Analisis mutu biji kopi menunjukkan bahwa total nilai cacat (TNC) biji kopi yang dihasilkan oleh petani yaitu 271.35 (yang dikeringkan di atas terpal) dan 379.9 (yang dikeringkan di atas tanah),sehingga klasifikasi mutu biji kopi petani berdasarkan TNC tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh SNI (1999).
  • Item
    Pengolahan Minyak Kelapa Berkualitas dengan Metoda Pendiaman Santan
    (BPTP Jambi, 2008) Asni, Nur; Lindayanti; BPTP Jambi
    Minyak kelapa merupakan salah satu produk olahan kelapa yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek pasar yang cukup bagus untuk pengembangan agroindustri kelapa di Provinsi Jambi. Hal ini terlihat dari volume ekspor minyak kelapa Provinsi Jambi yang makin meningkat, mencapai 20.214 ton dengan nilai US $ 5.256.800,00 pada tahun 2004. Disamping itu minyak kelapa mempunyai porsi paling besar bila dibandingkan dengan produk olahan kelapa lain, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Teknologi pengolahan minyak kelapa yang berkembang dimasyarakat selama ini masih sangat terbatas, sehingga kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Proses pengolahannya dilakukan dengan cara pemanasan langsung dengan suhu yang tinggi. Cara ini menghasilkan minyak kelapa dengan kualitas yang rendah, karena tingkat kandungan air dan asam lemak bebas tinggi yakni masing-masing 0.37% dan 5.37%, sehingga minyak kelapa lebih cepat menjadi tengik, dengan warna kecoklatan dan daya simpan menjadi lebih pendek (sekitar 35 hari).