UJI MULTILOKASI GALUR HARAPAN TEMBAKAU MADURA

Abstract
Description
Produksi rokok di Indonesia mcngarah ke rokok ringan sehingga kebutuhan tembakau bermutu baik dan ingan meningkat. Bahan baku utama yang semakin banyak dibutuhkan adalah tembakau madura. Untuk memperbaiki mutu dan mengurangi kadar nikotinnya, tembakau madura disilangkan dengan tembakau oriental. Sebanyak 9 galur harapan telah diperoleh dan diuji multilokasi bcrsama Prancak-95 sebagai pembanding. Pada tahun 2002 pengujian dilaksanakan di (1) Palalang 1 dan (2) Bajang, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan seta (3) Guluk-guluk, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep. Pada tahun 2003 pengujian dilanjutkan di (1) Palalang 2, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan seta (2) Bakeong dan (3) Por-dapor, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep. Pengujian di setiap lokasi menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Data dari semua percobaan dianalisis menggunakan program MSTAT. Anova menggunakan model 2 tahun, setiap tahun lokasi bcrubah. Analisis stabilitas'menggunakan mctode F.bcrhat dan Russell (1966). Tidak ada interaksi antara genotipe dengan lahun atau lokasi. Galur yang mempunyai nikotin lebih rendah dari Prancak-95 adalah 90/1 (2%) dan 93/2 (1.76%), masing-masing berkurang 13 dan 24% dai Prancak-95. Kedua galur tersebut stabil dan beradaptasi luas, galur 93/2 potensi hasilnya 0.892 ton/ha atau meningkat 11% dari Prancak-95, sedangkan 90/1 potensinya 0.798 ton/ha.Kata kunci: Tembakau, tembakau madura, uji multilokasi, nikotin rendah, Madura ABSTRACT Multilocation test ofpromising madura tobacco linesThe production of Indonesian cigaretes tends to the production of mild cigarete, so that the demand for higher quality and lighter tobacco increases. The demand for madura tobacco as the main raw mateial also increases. To improve its quality and to reduce its nicotine content, madura tobacco was crossed to oriental tobacco. Nine promising lines were produced and tested at multilocation together with Prancak-95 as a control. The multilocation tests were conducted in 2002 in (1) Palalang 1 and (2) Bajang, Pakong Distict, Pamekasan Regency, and in (3) Guluk-guluk, Guluk-guluk Distict, Sumenep Regency. In 2003 the tests were continued in (1) Palalang 2, Pakong District, Pamekasan Regency ; (2) Bakeong and (3) Por-dapor, Guluk-guluk District, Sumenep Regency. The tests in each location used a randomized block design with three replications. Data collected from all tests were analyzed using MSTAT Program. Anova was itted to model for 2 year tests, each year the location was changed. F.bcrhart and Russell method (1966) was used for stability analysis. There was no interaction between genotype and the year as well as the location. The tobacco lines that had lower nicotine content than Prancak-95 were 90/1 (2%) and 93/2 (1.76%). Their nicotine contents were lower than that of Prancak 95 by 13% and 24% respectively. The two lines were stable and broad adapted. Line 93/2 had yield potency 0.892 ton/ha higher by 1 1% than that of Pancak-95, while the yield potency of line 90/1 was 0.798 ton/ha.Key words: Tobacco, madura tobacco, multilocation test, low nicotine, Madur
Keywords
Citation