Analisis Peran Jaringan Komunikasi Petani dalam Adopsi Inovasi Traktor Tangan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

Abstract
Description
EnglishHand tractor utilization in Indonesia keeps growing as a result of a more limited time available for farming and shortage of animal and human resources for soil tillage. One of the farmers’ problems is that the process of innovation adoption of hand tractor remains low due to static role of farmers’ communication network. Carried out in Neglasari village (Bojongpicung Sub-district, Cianjur Regency of West Java province) this study shows that in the sociometric communication network, the interaction in innovation adoption of hand tractor tend to form open-shape, star-shape or circle-shape networks. Generally, communication is a two-way connection and dominated by public figures with a star role. Farmers’ communication network in relation to connectedness, diversity, integration, and openness value may be classified into middle and low category. Times needed by farmers to adopt technology innovation of hand tractor are as follows: innovators 31.4%, early adopters 23.7%, early majority 22.5%, late majority 11.2%, and laggards 11.2%. Regression analysis indicates that farm productivity has a positive influence on diversity value (0.017) and integration value (0.213), but has a negative influence on connectedness value (-0.472) and openness level (-0.642). Cost of land preparation has a positive effect on diversity level (0.162) and cosmopolitanism level (0.173) and has the highest contribution on communication network at the connectedness (0.204). Farm gate price of paddy has a negative effect on connectedness level (-0.067), but a positive influence on communication network at diversity level (0.087), connectedness level (0.040) and openness level (0.080). IndonesianPenggunaan traktor tangan di Indonesia terus meningkat karena makin terbatasnya waktu, serta tenaga kerja manusia dan ternak untuk mengolah lahan sawah. Salah satu permasalahannya adalah bahwa proses adopsi inovasi traktor tangan masih rendah karena peran jaringan komunikasi petani yang belum dinamis. Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Neglasari (Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat) ini menunjukkan bahwa dalam sosiometri jaringan komunikasi, interaksi komunikasi dalam adopsi inovasi traktor tangan membentuk jaringan yang cenderung terbuka, berbentuk bintang, atau roda. Pada umumnya hubungan komunikasi dilakukan dua arah dan sangat didominasi oleh tokoh-tokoh masyarakat yang berperan sebagai star. Jaringan komunikasi petani dalam kaitannya dengan nilai keterkaitan, keragaman, kekompakan dan keterbukaan kelompok tani, secara umum masih tergolong sedang dan rendah. Waktu yang dibutuhkan petani untuk mengadopsi inovasi teknologi traktor tangan dengan kategori perintis mencapai 31,4 persen, pelopor 23,7 persen, mayoritas dini 22,5 persen, mayoritas lambat 11,2 persen, dan kolot 11,2 persen. Produktivitas lahan berpengaruh positif terhadap tingkat keragaman (0,017) dan tingkat kekompakan (0,213), tetapi berpengaruh negatif terhadap tingkat keterkaitan (-0,472) dan tingkat keterbukaan (-0,642). Biaya pengolahan lahan hingga siap tanam berpengaruh positif terhadap tingkat keragaman (0,162) dan tingkat kekosmopolitanan (0,173), dan mempunyai kontribusi terbesar terhadap jaringan komunikasi pada tingkat kekompakan dengan nilai nyata 0,204. Harga gabah di tingkat petani berpengaruh negatif terhadap keterikatan (-0,067), tetapi berpengaruh positif terhadap jaringan komunikasi dengan tingkat keragaman (0,087), kekompakan (0,040) dan tingkat keterbukaan (0,080).
Keywords
Citation