Rawa Lebak : Perspektif Kelembagaan Pengelolaan Air

No Thumbnail Available
Date
2019
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balittra
Abstract
Potensi lahan rawa lebak perlu digali dan dieksplorasi, dalam hal ini BALITTRA mencoba mencari solusi dengan meneliti berbagai aspek tentang permasalahan pengelolaan air yang dihadapi masyarakat rawa lebak, khususnya kelembagaan pengelolaan air di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Utara pada tahun anggaran 2013. Menggali dan mengungkap tentang permasalahan pengelolaan air di lahan rawa lebak terkait utamanya adalah dengan penggunaan pompa yang tersebar di masyarakat petani baik pompa yang disediakan oleh Pemda, swadaya masyarakat, maupun pribadi. Operasional pompa ini sangat beragam dan belum mempunyai pedoman atau petunjukan yang baik. Hasil survei wawancara tim peneliti BALITTRA sementara menyimpulkan bahwa kelembagaan pengelolaan air di lahan rawa lebak yang ada masih sangat lemah dan bahkan sebagian belum terbentuk dalam kelembagaan/organisasi yang jelas, pengunaan pompa belum efisien, dan masyarakat mengharapkan perlu adanya mini polder agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan lebak. Dalam rangka mencegah kekeringan pada saat kemarau sekaligus mencegah pertumbuhan gulma yang pesat masyarakat menggunakan gulma tum?buhan air yang disebut kiambang atau kayuapu (Salvinia mollesta). Bibit kiambang ditabur (dipelihara) di atas permukaan air yang segera tumbuh menutup kawasan terbuka. Setelah air surut, kiambang ini turun menjadi selimutsehingga menahan penguapan air tanah, membantu mengendalikan gulma, sumber hara, dan memudahkan penanaman bibit. Kiat atau siasat ini sebetulnya salah satu kekayaan kearifan lokal dari petani di rawa lebak.
Description
Keywords
Perspektif Kelembagaan Pengelolaan Air
Citation