Untitled

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian
Abstract
Description

Abstrak. Drainase dan pemupukan pada lahan gambut dapat menstimulasi dekomposisi gambut, sehingga menyebabkan kehilangan karbon terutama dalam bentuk emisi CO2 ke atmosfer. Dua seri percobaan telah dilaksanakan, yang bertujuan untuk melihat pengaruh kotoran hewan sapi (kohe) dan pupuk buatan terhadap fluks CO2 pada lahan gambut yang didrainase. Penelitian dilaksanakan di Desa Lubuk Ogong, Kecamatan Bandar Seikijang, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Januari 2012. Percobaan pertama yaitu membandingkan tiga perlakuan terdiri atas: 1) kontrol (tanpa perlakuan); 2) aplikasi 10 t ha-1kohe dan 3) kombinasi 10 t ha-1kohe dengan pupuk buatan (urea = 0,1 kg m-2; SP-36 = 0,11 kg m-2; dan KCl = 0,09 kg m-2). Masing-masing perlakuan diulang tujuh kali dengan rancangan acak kelompok. Percobaan kedua merupakan plot berpasangan yang membandingkan antara perlakuan aplikasi pupuk kandang (kotoran sapi) dosis 10 t ha-1 dengan tanpa pupuk pada lahan gambut yang didrainase. Emisi CO2 dari permukaan tanah ditangkap dengan sungkup tertutup dan konsentrasinya diukur dengan Infrared Gas Analyzer (IRGA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang nyata meningkatkan fluks CO2, namun kombinasinya dengan pupuk buatan tidak nyata meningkatan fluks CO2 bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Setelah dua bulan setelah aplikasi pupuk kandang, nilai rata-rata fluks CO2 10% lebih tinggi dibandingkan plot tanpa pemberian pupuk kandang. Keragaman data hasil pengukuran fluks CO2 di lahan gambut sangat tinggi, baik secara temporal, maupun lintas perlakuan. Abstract. Drainage and fertilization on peat soils stimulate the decomposition process of peat material, thus substantially increase carbon losses from the soil, especially in the form of CO2. We conducted two series of experiments to study the effect of manure application on CO2 flux in drained peatlands in Lubuk Ogong Village, Bandar Seikijang Sub-District, Pelalawan District, Riau Province from October 2011 to January 2012. The first trial using randomized complete block design consisted of three treatments including: 1) control (no treatment); 2) Application of 10 t ha-1 cow barnyard manure; and 3) combination of 10 t ha-1 manure and chemical fertilizer (urea = 0.1 kg m-2; SP-36 = 0.11 kg m-2; and KCl = 0.09 kg m-2) with three replications. The other trial carried out in pair plots comparing with and without application of 10 t ha-1 manure. CO2 emitted through peat soil surface was captured using closed chambers and its concentration was measured using an Infrared Gas Analyzer (IRGA). The results showed that application of manure significantly increased the flux of CO2, while combination of manure and chemical fertilizer did not increased CO2 flux compared with control. During the two month period after manure applied, CO2 flux average in manure plot was 10% higher than that without manure. Moreover, we found large temporal and treatment-related variations of CO2 flux in peatlands.
Keywords
, , , Agriculture; Soil science;, Pupuk kandang; Pupuk buatan; Fluks CO2; Lahan gambut;, Soil Fertility;
Citation