Dukungan Data Sumberdaya Lahan dalam Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pangan (Food Estate) di Provinsi Kalimantan Tengah

Abstract
Description
Abtsrak. Pengembangan kawasan sentra pangan (food estate) di Provinsi Kaimantan Tengah memerlukan dukungan analisis geospasial kesesuaian biofisik lahan dari enam Kementerian/Lembaga terkait yang dikoordinir oleh Kemenko Perekonomian, sehingga diperoleh area of interest (AOI) kawasan pengembangan. Kementerian Pertanian (cq BBSDLP) telah memberikan data sumberdaya lahan berupa peta tanah, peta sebaran lahan gambut, peta sebaran perkebunan kelapa sawit, peta kesesuaian lahan, dan peta ketersediaan lahan Provinsi Kalimantan Tengah. Hasil analisis geospasial menunjukkan bahwa AOI kawasan pengembangan food estate seluas 770.600 ha. BBSDLP melakukan analisis geospasial lanjutan antara peta AOI dengan peta lahan rawa dan peta lahan gambut, hasilnya menunjukkan bahwa dari 770.600 ha tersebut terdiri dari rawa lebak 473.501 ha dan rawa pasang surut 269.451 ha atau terdiri dari 419.682 ha tanah mineral dan 350.918 ha tanah gambut. Berdasarkan rencana induk dan Grand Design pengembangan kawasan food estate akan terdiri dari intensifikasi dan ekstensifikasi. Pada tahun 2020 telah dilakukan intensifikasi pada lahan sawah eksisting yaitu 10.000 ha di Kabupaten Pulang Pisau dan 20.000 ha di Kabupaten Kapuas, berupa percepatan pengolahan lahan dan tanam dengan alat mesin pertanian, bantuan benih, dan pupuk. Dukungan data spasial sumberdaya lahan dalam pengembangan food estate meliputi peta calon petani calon lokasi (CPCL), sebaran kedalaman pirit, dan rekomendasi pengelolaan lahan. Pemanfaatan data spasial tersebut diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penenetuan rekomendasi pemupukan dan pengelolaan lahan sehingga lahan sawah tersebut dapat berproduksi secara optimal sesuai dengan tipologi lahannya Abstract. Food estate development at Central Kalimantan Province needs supporting geospatial analysis of the biophysical land suitability from six related Ministries/Agencies which is organized by the Coordinating Ministry for Economic Affairs, in order to obtain the area of interest (AOI). The Ministry of Agriculture (cq BBSDLP) has provided land resource data for Central Kalimantan Province, i.e. soil maps, peat maps, oil palm plantation distribution maps, land suitability maps, and land availability maps. The analysis showed that the AOI for the food estate development area covers an area of 770,600 ha. BBSDLP conducted further geospatial analysis between the AOI map and the swamp land map and the peatland map. The result showed that this AOI is divided into 473,501 ha of swamp and 269,451 ha of tidal swamp, or consisting of 419,682 ha of mineral soil and 350,918 ha of peat soil. Based on the master plan and Grand Design, the development of the food estate area will be conducted by both intensification and extensification. In 2020, there has been intensification of the existing rice fields about 10,000 ha in Pulang Pisau Regency and 20,000 ha in Kapuas Regency, in the form of land processing and planting acceleration using agricultural machinery, and the assistance of seeds, and fertilizers. Supporting spatial data is consisted of maps of the farmers’ location, the distribution of pyrite depth, and the recommendations for land management. The spatial data is expected could be used as a reference in determining the appropriate fertilization recommendations and land management in accordance with the land typology. Therefore, the rice fields could produce optimally,
Keywords
, Data spasial, Area of interest, Rawa pasang surut, Rawa lebak, Food Estate,
Citation