ANALISIS FINANSIAL PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI BIODETAS PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN

Abstract
Description
Financial Feasibility Study of Biodetas as a Soybean Production Technology Package on Rainfed Area. For achieving soybean self-sufficiency target in 2018-2020, the Government of Indonesia (the GoI) makes some efforts for increasing soybean production. The efforts require a significant increase in productivity as well as harvest area. The great potential for soybean cultivation area expansion in Indonesia is rainfed area. Soybean productivity in rainfed area is around 1.5 t/ha, which is expected to be increased in the range of 1.8-3.2 t/ha as some previous research results on the same soil type depending on input and cultivar used. Indonesian Legumes and Tuber Crops Research Institute (Iletri) has supported the GoI program by doing the dissemination of soybean production technology packageon rainfed area namely Biodetas which was conducted during the dry season of 2017 in Tompobulu sub-district, Maros Regency, South Sulawesi Province. The dissemination development scale of Biodetas was 40 ha then compared to 5 ha of the existing cultivation and 5 ha of BiodetasPlus. Research aimed  to study the financial feasibility of Biodetas on rainfed area. The application of Biodetas and BiodetasPlus on rainfed alfisol with pH 6.2-6.7, sandy clay loam texture, and moderate fertility in Tompobulu ia able to increase soybean yield to respectively 2.7 t/ha and 3.2 t/ha, 71.1% and 101.3% higher than the existing producing 1.6 t/ha. Biodetas technology is efficient and economically feasible to be adopted by farmers with B/C ratio is 1.2 and MBCR is 2.2. Production cost of Biodetas for 1 kg of soybean is the lowest, respectively 81.5% and 82.1% production cost of existing and BiodetasPlus.Keywords: soybean, productivity, economic feasibility, rainfed areaABSTRAKDalam rangka mencapai target swasembada kedelai pada 2018-2020, pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan produksi kedelai nasional. Upaya ini memerlukan peningkatan produktivitas dan luas panen yang signifikan. Areal tanam kedelai di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk diperluas adalah sawah tadah hujan. Produktivitas kedelai di lahan sawah tadah hujan umumnya mencapai 1,5 t/ha, yang dapat ditingkatkan sampai 1,8-3,2 t/ha berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya bergantung pada input dan varietas yang digunakan. Balitkabi mendukung program pemerintah tersebut dengan melaksanakan diseminasi teknologi budidaya kedelai di lahan sawah tadah hujan (Biodetas) yang dilaksanakan pada musim kering 2017 di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Skala pengembangan diseminasi teknologi Biodetas adalah 40 ha, yang kemudian dibandingkan dengan teknologi Rekomendasi 5 ha dan Biodetas Plus 5 ha. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis kelayakan finansial teknologi Biodetas di lahan sawah tadah hujan. Penerapan teknologi Biodetas dan Biodetas Plus pada sawah tadah hujan alfisol pH 6,2-6,7 dengan tekstur tanah debu pasir berliat dan tingkat kesuburan sedang di Tompobulu  mampu meningkatkan hasil kedelai berturut-turut sebesar 2,72 t/ha dan 3,20 t/ha, 71,1% dan 101,3% lebih tinggi daripada teknologi Rekomendasi yang menghasilkan 1,59 t/ha. Teknologi Biodetas efisien dan secara ekonomi layak diadopsi oleh petani dengan B/C rasio 1,2 dan MBCR 2,2. Biaya produksi per kg kedelai dengan penerapan teknologi Biodetas adalah terendah, berturut-turut sebesar 81,5% dan 82,1% biaya produksi teknologi Rekomendasi dan Biodetas PlusKeywords: soybean, productivity, economic feasibility, rainfed area
Keywords
kedelai, produktivitas, kelayakan ekonomi, sawah tadah hujan
Citation