PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG PADA LAHAN BEKAS TAMBANG BOUKSIT

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Description
Penambangan merupakan salah satu sumber daya alam potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan daerah. Berbagai jenis tambang yaitu emas, timbel, besi, mangan, seng, bauksit yang tersebar di berbagai kabupaten di Kalimantan Barat. Untuk penambangan bauksit tersebar di Pontianak, Bengkayang, Sanggau, Landak, Ketapang, Sekadau, Kubu Raya dan Kayong Utara. Potensi penambangan bauksit di Kalimantan Barat mencapai 4.376.384,034 ton. Secara umum kegiatan penambangan adalah pembukaan hutan, erosi lapisan tanah, pengerukan dan penimbunan. Keberadaan penambangan bauksit berkontribusi besar terhadap laju degradasi lahan. Lahan bekas tambang dibiarkan sendiri dan menjadi lahan kritis dan kritis dalam bentuk lahan bekas tambang yang tidak dapat berfungsi dengan baik dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Penelitian ini dilakukan pada lahan reklamasi tambang bauksit dengan menggunakan pupuk hayati dan pupuk organik yang ramah lingkungan. Perlakuan diuji: 1), pupuk hayati : (M0 tanpa pupuk hayati, M1 (pupuk hayati), 2), bahan organik (B) terdiri dari B1 : 5 ton / ha pupuk kandang, B2 : 10 ton pupuk kandang) dan 3 ), bio urine (U) yaitu : tanpa bio urine (U0) dan U1: bio urine). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesuburan tanah di lokasi penelitian memiliki pH tanah dengan kandungan C-org, N, P, K, Ca dan Mg yang sangat rendah hingga sedang. Sedangkan kandungan logam berat (Pb, Cu, Cd, Hg, Karena, Mn, Fe dan Co) rendah kecuali Zn. Pupuk hayati, pupuk kandang dan bio urine secara signifikan meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung. Pupuk organik menghasilkan 3,16 ton / ha jagung dan pupuk hayati (2,92 / ton / ha).
Keywords
Penambangan, kerusakan tanah, produktivitas rendah
Citation