UJI ADAPTASI ENAM KLON KARET DI LAHAN PASANG SURUT / The Adaptation Test of Six Rubber Clones in Tidal Swamps

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Abstract
Description
Ideal land for growing rubber tree has increasingly limited. Hence farmers and companies were looking for alternative planting of rubber tree in non-conventional areas such as the land of tidal swamps. The study was conducted at Bangun Harjo Village, Air Sugihan Regency, Ogan Komering Ilir (OKI) District, South Sumatera Province, Indonesia from 2005 to 2014. The study was aimed to test the adaptability of six rubber clones in tidal swamps. The design used was a Randomized Block Design with rubber clones as treatment and three replications. Clones planted were IRR 39, IRR 118, IRR 220, PB 260, RRIC 100, dan BPM 24. In each treatment there were 40 rubber trees and 15 rubber trees as samples. The parameters observed were stem girth, bark thickness, and latex yield. The data were statistically analyzed using ANOVA, followed by Duncan Multiple Ranges Test (DMRT) at 5% levels. The results showed that rubber trees in tidal swamps would be able to mature tapping at the age of 60 month after planting (5 years) as long as using the recommended treatment. The growth of stems of each clone at the age of 12-60 month after planting in tidal land have different growth response. However, at the age of 60 BST the highest significant girth growth was IRR 39 (48.66 cm) while the lowest was the BPM 24 (44.17 cm) clone. The average yield per tree per taping (g/t/t) from 1st to 3rd years the highest was IRR 220 (26.23 g/t/t) and the lowest was IRR 39 (15.85 g/t/t). IRR 220 is adapted to tidal swamps.Keyword: Adaptability, rubber clones, tidal swamps, growth  AbstrakLahan yang ideal untuk pertumbuhan tanaman karet semakin terbatas sehingga banyak petani dan perusahaan mencari lahan alternatif untuk pengembangan karet di daerah non-konvensional seperti lahan pasang surut. Penelitian dilakukan di Desa Bangun Harjo, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2005 sampai 2014. Lokasi penelitian merupakan lahan pasang surut tipe luapan C ketinggian 10-15 meter di atas permukaan laut (dpl). Penelitian bertujuan menguji daya adaptasi enam klon karet pada lahan pasang surut. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan klon sebagai perlakuan dan diulang tiga kali. Klon yang diuji adalah IRR 39, IRR 118, IRR 220, PB 260, RRIC 100, dan BPM 24. Dalam setiap perlakuan terdapat 40 tanaman dan 15 tanaman sebagai contoh. Parameter yang diamati adalah lilit batang, tebal kulit, dan hasil lateks. Data dianalisis dengan sidik ragam, jika berbeda nyata diuji lanjut dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman karet pada lahan pasang surut dengan pemeliharaan sesuai anjuran mampu matang sadap pada umur 60 bulan setelah tanam (5 tahun). Pertumbuhan lilit batang masing-masing klon pada umur 12-60 bulan setelah tanam di lahan pasang surut memiliki respon pertumbuhan yang berbeda. Namun pada umur 60 bulan setelah tanam pertumbuhan lilit batang tertinggi adalah klon IRR 39 (48,66 cm) sedangkan yang terendah adalah klon BPM 24 (44,17 cm). Rata-rata hasil mulai TM1 sampai TM3 yang tertinggi adalah klon IRR 220 (26,23 g/ pohon/sadap) dan terendah adalah klon IRR 39 (15,85 g/pohon/sadap). Klon IRR 220 beradaptasi baik pada lahan pasang surut.Kata kunci: Adaptabilitas, hasil, klon karet, lahan pasang surut, pertumbuhan
Keywords
Adaptability;growth;rubber clones;tidal swamps;yield
Citation