Prospect for Farmers' Adoption of True Shallot Seed

Abstract
Description
Upaya peningkatan produksi bawang merah ditempuh melalui Program Lipat Ganda (PROLIGA) bawang merah dengan adopsi biji botani bawang merah atau True Shallot Seed (TSS) karena berbagai kelebihan, antara lain biaya benih murah, volume benih lebih sedikit, lebih tahan lama disimpan, dan potensi hasilnya lebih tinggi. Makalah ini bertujuan mengulas prospek adopsi TSS oleh petani berdasarkan ulasan (review) berbagai publikasi dan laporan hasil penelitian maupun proyek percontohan. Produksi TSS di Indonesia belum pada skala komersial, tetapi masih dalam skala percobaan. TSS yang digunakan untuk pilot proyek merupakan benih impor karena produksi TSS di dalam negeri masih sangat terbatas. Petani umumnya lebih memilih menanam umbi mini dibanding TSS karena masa tanam yang lebih singkat. Pada taraf tertentu potensi hasil TSS lebih tinggi dari benih umbi. TSS memiliki beberapa kelemahan, yaitu perlu pesemaian 5−7 minggu, daya tumbuh TSS menjadi umbi mini relatif rendah, dan penyakit yang membuat batang tanaman tumbuh bengkok. Penanaman bawang merah menggunakan TSS memerlukan waktu lebih lama dibanding menggunakan umbi mini maupun umbi. Peningkatan skala produksi untuk pasokan TSS di dalam negeri dan jaringan produsen umbi mini dengan petani akan dapat meningkatkan adospi TSS.
Keywords
Citation