Digitalisasi jaringan informasi dan kolaborasi global untuk penguatan fasilitas ekspor hasil pertanian: Laporan Aksi Perubahan

No Thumbnail Available
Date
2020
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
PPMKP
Abstract
EXECUTIVESUMMARY Peningkatan ekspor dan daya saing merupakan salah satu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Presiden RI, Joko Widodo, menegaskan “kunci pertumbuhan ekonomi adalah investasi dan ekspor”. Dalam era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) terkait dengan upaya adaptasi ekosistem baru akibat pandemik Covid-19, sektor pertanian terbukti dapat menjadi tulang punggung pencapaian prioritas nasional diatas. Kementerian Pertanian menterjemahkan prioritas nasional tersebut dalam Gerakan Tiga KaliLipat Ekspor(Gratieks). Programini merupakan ajakanMenteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) agribisnis untuk melakukan gerakan bersama meningkatkan ekspor pertanian tiga kali lipat. Berdasarkan perspektif tupoksi Biro Kerjasama Luar Negeri, faktor pengungkit upaya peningkatan ekspor adalah compliance (keberterimaan) hasil-hasil pertanian Indonesia di berbagai negara tujuan ekspor yang hingga saat ini masih menghadapi banyak kendala. Kendala compliance terkait erat dengan orientasi sistem produksi pertanian di dalam negeri (yang belum sepenuhnya mengacu pada tuntutan standard dan preferensi konsumen yang bersifat spesifik dan dinamis untuk masing-masing negara tujuan ekspor). Lebih jauh, aliran informasi pasar dari berbagai negara tujuan ekspor belum sepenuhnya dapat diakses oleh seluruhstakeholder pertanian nasional. Proyek perubahan ini memberikan solusi holistik terhadap permasalahan compliance (keberterimaan) hasil-hasil pertanian Indonesia di berbagai pasar negara tujuan ekspor, melalui introduksi inovasi aplikasi sistem digital yang memastikan kesinambungan aliran informasi antar seluruh stakeholder national dan global. Introduksi aplikasi sistem digital ini akan mendorong transformasi mendasar dalam sistem produksi pangan dan pertanian nasional, yaitu: a) Transformasi pendekatan rantai pasok (supply chain), dengan fokus peningkatan produksi dan produktivitas, ke arah pendekatan rantai nilai (value chain) yang menyinergikan pendekatan rantai permintaan (demand chain) dengan supply chain; b) Integrasi rantai nilai pangan dan pertanian lokal/nasional kedalam rantai nilai pangan global (global food value chain), sehingga memberikan akses lebih luasbagi produkpangan dan pertanianIndonesia ke pasar global; c) Pergeseran fokus diplomasi pertanian dari perlindungan pasar domestik (posisidefensif)menjadilebihkearahsinergiantaraposisidefensif dengan ekspansipasar dan pengembangan produkekspor (posisi ofensif). Inovasi proyek perubahan melahirkan platform digital fasilitasi ekspor secara terintegrasi dengan branding agrindotrade.com yang memberikan layanan fasilitasi ekspor terintegrasi (one stop services) bagi petani produsen dan UMKM serta pengusaha eksportir pertanian Indonesia; dan bagi potential buyers di berbagai negara. Pelaku usaha tinggal login kedalam agrindotrade, dan mereka akan mendapatkan berbagai informasi terkini yang diperlukan, mulai dari peluang pasar di berbagai negara, persyaratan akses pasar, layanan logistik dan delivery serta keamanan dan kenyamanan bertransaksi, hingga peluang bantuan teknis dan investasi untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing. Demikian juga bagi potential buyer di berbagai negara, mereka tinggal login kedalam platform ini untuk dapat mengenal keunikan berbagai hasil pertanian Indonesia dan mendapatkan fasilitasi kenyamanan dan keamanan bertransaksi. Dalam jangka menengah dan panjang, platform digital ini akan diperkaya dengan beberapa teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligent), seperti Supply Demand Virtual Matching System (SDVMS) dan Intelligent Decision Support System (IDSS). Kelembagaan sisi suplai akan diintegrasikan dengan berbagai program prioritas pembangunan sektor pertanian nasional, khususnya program Korporasi Petani dan pengembangan Desa Gratiek. Sementara itu, pada sisi demand (permintaan), kelembagaan platform secara bertahap akan diintegrasikan dengan rantai nilai pangan dan pertanian global melalui berbagai forum diplomasi internasional sektor pertanian, sehingga produk-produk pertanian nasional memiliki compliance (keberterimaan) dengan standard persyaratan pasar di berbagai negara tujuan ekspor. Pengelolaan platform akan terus melibatkan peran duta petani millenial di 34 provinsi, sehingga dapat membantu meningkatkan minat kaum millenial untuk kembalimenekuniusaha sektor pertanian.
Description
Keywords
Ekspor, Hasil Pertanian, Digitalisasi, Platform Digital, Agrindotrade, Biro Kerjasama Luar Negeri Kementan, Laporan Proyek Perubahan, PKN=Pelatihan Kepemimpinan Nasional, PKN TK.II/17/2020
Citation