Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik dan Pemuliaan Tanaman

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 105
  • Item
    Pengaruh Pemberian Jagung dan Dedak Halus Terhadap Bobot Badan Hidup Ayam Broiler
    (IAARD Press, 2012-12) Daliani ...[at al], Siswani Dwi; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Secara kuantitas, usaha perternakan unggas Indonesia sudah makin pesat, namun sering terjadinya fluktuasi harga produksi perternakan unggas di pasaran, menyebabkan kondisi statis. Sudah umum diketahui bahwa usaha ternak unggas modern, biaya pakan dapat mencapai 70% dari biaya produksi, pengkajian ini dilakukan setelah ayam broiler memasuki priode finisher, yaitu berumur 20 hari terhitung dari pemeliharaan hari pertama. Sistem pemeliharaan yang dilaksanakan pada tiap-tiap perlakuan sama sesuai dengan petunjuk pemeliharaan budidaya ayam broiler. Manfaat pengkajian adalah mengetahui pengaruh pemberian jagung dan dedak halus pada level tertentu terhadap bobot hidup ayam broiler. Pengkajian ini menggunakan 100 ekor ayam broiler tanpa dipisahkan jenis kelamin. Rancangan yang digunakan dalam pengkajian, yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, 5 ulangan dengan sistem penghitungan SPSS, setiap perlakuan digunakan 4 jenis pakan yang berbeda kandungan nutrisinya, yaitu Perlakuan I. (Kontrol) diberikan Kosentrat BR I 50%, jagung halus 30%, dedak 20% dan starbio 0.3%. Perlakuan II diberikan Kosentrat BR I 40%, jagung halus 25%, dedak 35% dan starbio 0.3. Perlakuan III diberikan Kosentrat BR I 40%, jagung halus 40%, dedak 20% dan starbio 0.3. Perlakuan IV diberikan Kosentrat BR I 40%, jagung halus 35%, dedak 25% dan starbio 0.3. Tiap ulangan terdiri atas 5 populasi ayam broiler, perlakuan dan ulangan disusun atas pengacakan, analisis yang di gunakan adalah analisis keragaman. Pengambilan data dalam pengkajian dilakukan penimbangan bobot badan per minggu dan dibandingkan pada masing-masing perlakuan dengan cara pengambilan sampel secara acak tiap ulangan. Dari hasil penelitian bahwa penggunaan susunan ransum yang dipergunakan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot badan hidup dalam jangka waktu pemeliharaan selama 30 hari, berdasarkan hasil penelitian ini bahwa pengurangan kosentrat BR II 10% dari kontrol dengan mengkombinasikan jagung dan dedak halus tidak berpengaruh nyata terhadap bobot badan hidup pada ayam broiler.
  • Item
    Struktur dan Kualitas Telur Ayam Lokal Khas Dayak Bagi Pengembangan dan Pelestarian Plasma Nutfah Ternak Unggas
    (IAARD Press, 2018-12) Yusuf ...[at al, Roosena; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Local chicken is a chicken typical Dayak native of East Kalimantan Province from Berau District, Subdistrict Segah and developed by the Dayak Kenyah and Ga'ai. Typical Dayak good local chicken to be developed as free-range chicken layer. The purpose of this research was to determine the structure and composition of chicken eggs as well as typical local Dayak to know the quality and the nutrients contained in a typical local Dayak chicken eggs. The study was conducted from December 2010 until April 2011. Location of research carried out in poultry cages owned by the Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture, University of Mulawarman. The material was observed in this study were 100 local chicken eggs typical Dayak. The parameters observed include: egg weight, egg length, egg width, egg index, egg shell color, egg shell weight, egg shell percentage (%), weight of egg white/albumen (g), high egg white/albumen, percentage of egg white/albumen (%), weight of egg yolk/yolk (g), yolk height, percentage of egg yolk/yolk (%), yolk color, Hought unit, grade/USDA score, egg hatchability, fertility. These results indicate that the average weight of a typical local chicken eggs is 34.49 + 4.17 dayak g, length of 46.86 + 2.41 mm eggs, egg width 34.99 + 2.03 mm, egg indices 1.34 + 0.07, creamy white color egg shell, egg shell weight of 5.24 + 0.98 g, 15.19% of egg shell percentage, weight of egg white/albumen 14.78 + 2.39 g, high egg white/albumen 8.36 + 1.08 mm, the percentage of egg white/albumen 42.85%, the weight of the egg yolk/yolk 11.7 + 2.42 g, height 19.71 + 1.19 egg yolks mm, the percentage of egg yolk/yolk 33.92%, yellow dark yellow eggs, 98.17 + 4.64 Hought unit, grade/USDA-12 score of 8.80% egg hatchability, fertility 100%. Based on the research results can be summed up local chickens typical Dayak have also had good egg production.
  • Item
    Identifikasi, Deskripsi, Karakterisasi Fisiologi dan Morfologi Ayam Lokal Khas Dayak Bagi Pengembangan dan Pelestarian Plasma Nutfah Ternak Nasional
    (IAARD Press, 2012-12) Suhardi ...[at al]; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Qualitative data showed that Dayak local chickens have black and yellow beak. Red comb in a single form either male or female. White color is 100% in males and 98% in females, the color of the claw is predominantly black and yellow, only a small part that has green moss on the female. Based on the obtained quantitative average, the beak length 32.96 mm for male and 29.3 mm for female, male 16.5 mm width and female 16.3 mm, male 12.1 mm thick and female 13.1 mm, the length of the male head 44.6 mm and female 43.7 mm, 30.2 mm width of the head of the male and female 27 mm, the height of the male comb 59.1 mm and female 17.6 mm, 99.5 mm wide of male comb and females 29.7 mm, the thick of the male comb 16.6 mm and female 6.6 mm, male body weight 2074.46 g and female 1179.44 g, male body length of 45.1 cm and 37.86 cm in female, the male body circumference 35.79 cm and 30.72 cm in female, male long-backs 23.21 cm and female 19.47 cm, male wing length 29.44 cm and female 21.05 cm, male neck length 17.91 cm and female 15.21 cm, male pelvic width 1.82 cm and 2.95 cm in female, the length of the femur/thigh over male 12.55 cm and females 10.67 cm, length of tibia/lower thigh male 15.88 cm and female 12.85 cm, the length of male claw 18.08 cm and female 14.86 cm, circumference shank of male 4.63 cm and females 3.69 cm, male spurs length 37.8 mm, the circumference of the male spurs 16 mm. This local chicken conclude qualitatively that the color of Dayak local chickens is predominantly black and creamy white, black white and gray-black spots, while quantitatively Dayak local chickens are categorized as types of broiler chickens due to the weight of an adult male chicken up to 2 kg, but smaller than Nunukan chicken and larger than Katai chicken (dwarf).
  • Item
    Keragaan Calon Induk Ikan Kerapu Bebek Generasi Ke-2 (F-2) Hasil Seleksi
    (IAARD Press, 2012-12) Tridjoko; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Ikan kerapu bebek, Cromileptes altvelis adalah satu diantara jenis ikan keluarga Serranidae yang bernilai ekonomis tinggi, karena banyak diminati oleh konsumen baik sebagai ikan hias maupun sebagai ikan konsumsi. Upaya untuk membudidayakan melalui pembenihan telah dilakukan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol Bali dan telah berhasil memproduksi benih kerapu bebek dengan kelangsungan hidup yang relatif tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan induk ikan kerapu bebek F-2 yang matang gonad. Ikan kerapu bebek F-2 yang telah didapatkan dari hasil seleksi berjumlah 100 ekor, selanjutnya dipelihara pada 2 bak beton (Bak A dan Bak B) yang berbentuk silinder dengan volume air 75 m3. Sebagai perlakuan adalah perbedaan pakan, pada bak (A) pakan yang diberikan adalah pelet kering komersial (PG 9-10) dengan kandungan nutrisi sebagai berikut : kadar protein min. 43%, kadar lemak min 9%, kadar abu max. 13%, kadar serat max. 2% dan kadar air max. 12%. Sedangkan pada bak (B) pakan yang diberikan adalah ikan rucah segar, cumi-cumi dan ditambahkan vitamin mix, vitamin C dan vitamin E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kerapu bebek F-2 yang diberi pakan ikan rucah dan cumi-cumi pertumbuhan serta kematangan gonad lebih cepat dibandingkan dengan yang diberi pakan pelet. Ikan kerapu bebek generasi ke-2 dengan kisaran bobot antara 490-605 g mempunyai diameter oosit >400 μm.
  • Item
    Potensi Ikan Kerapu Hybrid (Epinephelus Spp.) Sebagai Kandidat Komoditas Unggulan Baru Dalam Budidaya Perikanan
    (IAARD Press, 2012-12) Sutarmat, Tatam; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas dan produksi ikan kerapu hibrid hasil persilangan kerapu macan (Epinephelus fuscogatattus) dengan kerapu kertang E. lanceolatus, yang dipelihara di keramba jaring apung. Benih kerapu hibrid dan macan dengan bobot antara 35-40 g dan panjang tubuh 12-13 cm ditebar dalam jaring ukuran 3 m x 3 m x 3 m dengan kepadatan masing-masing adalah 20 ekor/m3. Ikan kerapu diberi pakan ikan rucah sampai kenyang dengan frekuensi pemberian pakan 1-2 kali sehari. Setiap bulan dilakukan pengukuran bobot dari setiap unit percobaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ikan kerapu hibrid tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan kerapu macan. Pada akhir percobaan bobot rata-rata kerapu hibrid sampai ukuran konsumsi (>500 g) adalah 561 +64 g dengan lama pemeliharaan 5 bulan. Sedangkan pada pembesaran ikan kerapu macan sampai keukuran konsumsi adalah 523 + 37 g dengan lama pemeliharaan 11 bulan. Konversi pakan pada kerapu hibrid lebih kecil dibandingkan dengan kerapu macan. Sintasan kerapu hibrid lebih besar 72 + 3% dibandingkan dengan kerapu macan 57 + 2%. Produksi pada kerapu hibrid (24 + 3 kg/m3) lebih tinggi dibandingkan kerapu macan (18 + 2 kg/m3). Ditinjau dari aspek ekonomi usaha budidaya kerapu hibrid dalam keramba jarring apung (KJA) dapat memberikan tingkat keuntungan usaha yang cukup besar.