MIKROPROPAGASI DAN PRESERVASI TANAMAN OBAT MELALUI KULTUR IN VITRO

No Thumbnail Available
Date
2014-03-15
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Abstract
Description
Teknik mikropropagasi memegang peranan penting dalam konservasi dan manajemen koleksi tanaman. Beberapa tanaman obat (langka dan potensial) di Indonesia telah berhasil diperbanyak melalui kultur jaringan dengan tingkat multiplikasi relatif tinggi. Media dasar terbaik untuk mikropropagasi tanaman obat ialah Murashige dan Skoog (MS) dan untuk beberapa tumbuhan obat menggunakan media dasar Driver and Kuniyuki Walnut (DKW), Anderson, dan B5 (Gamborg). Untuk memperoleh faktor multi-plikasi yang tinggi, zat pengatur tumbuh yang umum digunakan ialah benziladenin (BA), kinetin, dan thidiazuron serta asam amino glutamin. Dengan telah dikuasainya teknik perbanyakan tanaman obat melalui kultur in vitro, permintaan pengguna (petani dan swasta) akan benih tanaman obat dapat dipenuhi setiap waktu sesuai dengan kebutuhan. Preservasi secara in vitro dapat mencegah tanaman obat dari kepunahan. Tanaman obat yang telah berhasil dikembangbiakkan melalui teknik ini ialah bidara upas, tangguh, pepaya, anectochylus, temu mangga, pulai, kunci pepet, kencur, artemisia, buah merah, jahe, touki, kapolaga, mentha, pulasari, pule pandak, temu putri, purwoceng, ingu, daun dewa, dan manggis.
Keywords
Citation