INTARAKSI BEBERAPA ISOLAT RIZOBAKTERIA DAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) TERHADAP HASIL TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.)

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Description
The Effect of Rhizobacteria Types and Arbuscular Mycorrhiza Fungi to Potato Yield (Solanum tuberosum L.). Production and productivity of potatoes (Solanum tuberosum L.) in Indonesia is still relatively low compared to other countries. The research aimed to study the effect of interaction between rhizobacteria types and arbuscular mycorrhiza fungi to potato yield. The research was conducted in Laboratory of Microbiology, Faculty of Agriculture, Andalas University and Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat from October 2017 to March 2018. Factorial design with 2 factors in block randomized design was used in the research. The first factor was rhizobacteria isolates (no rhizobacteria, RZ1.L2.4, RZ1.L2.1 and RZ2.L2.1). The second factor was Arbuscular mycorrhiza fungi (AMF) doses (5 g/plant, 10 g/plant and 15 g/plant). The results showed that the interaction between rhizobacteria and AMF did not affect the yield components of potato. The best rhizobacteria isolate was RZ2.L2.1 and 15 g/plant was the best AMF dose for fresh weight of tuber per plant, per plot and per hectare.Keywords: potato, Arbuscular mycorrhiza fungi, rhizobacteria, Solanum tuberosum LABSTRAKProduksi dan produktivitas kentang (Solanum tuberosum L.) di Indonesia secara nasional masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh interaksi antara jenis rizobakteria dan cendawan mikoriza arbuskula terhadap komponen hasil kentang. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat dari bulan Oktober 2017 sampai Maret 2018. Rancangan faktorial dengan 2 (dua) faktor dalam Rancangan Acak Kelompok digunakan dalam penelitian. Faktor pertama adalah isolat rizobakteria (Tanpa rizobakteria, RZ1.L2.4, RZ1.L2.1 dan RZ2.L2.1). Faktor kedua adalah dosis cendawan mikoriza arbuskula (CMA) (5 g/tanaman, 10 g/tanaman dan 15 g/tanaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara jenis rhizobakteria dan dosis CMA tidak berpengaruh terhadap komponen hasil kentang. Isolat rhizobakteria terbaik adalah RZ2.L2.1 dan dosis 15 g/tanaman merupakan dosis CMA terbaik untuk bobot segar umbi per tanaman, per petak dan per hektar.Kata kunci: kentang, cendawan mikoriza arbuskula, rhizobakteria, Solanum tuberosum L
Keywords
Cendawan mikoriza arbuskula, kentang, rhizobakteria, Solanum tuberosum L.
Citation