AMBANG KENDALI PENGGEREK BUAH KAPAS, Helicoverpa armigera, DENGAN MEMPERHITUNGKAN KEBERADAAN PREDATOR PADA KAPAS

Abstract
Description
ABSTRAKHelicoverpa armigera adalah salah satu hama utama pada kapas,sehingga perlu dikendalikan. Konsep ambang kendali sebagai salah satukomponen dalam PHT telah dikembangkan untuk H. armigera, namunhanya berdasarkan populasi hama dan belum mempertimbangkankeberadaan musuh alami. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ambangkendali H. armigera dengan mempertimbangkan keberadaan musuh alamipada skala luas di daerah pengembangan dengan menggunakan lahanpetani. Penelitian ini dilakukan pada pertanaman kapas tumpangsaridengan kedelai yang ditanam sesudah padi di Kecamatan Mantup danKembangbau, Lamongan, Jawa Timur pada Maret-Oktober 2005. Lahanyang digunakan seluas 15 hektar, di bawah pengelolaan 36 petani.Pengujian ambang kendali H. armigera dilakukan dengan menerapkan duaperlakuan konsep ambang kendali yang merupakan bagian dari PHTkapas, yaitu: (1) AKH: 4 tanaman terinfestasi/25 tanaman contoh; dan (2)AKH+MA: 4 tanaman terinfestasi/25 tanaman contoh; jumlah tanamanyang terinfestasi yang teramati dikurangi 1 jika ditemukan 8 ekor predatordan kelipatannya. Jika populasi pada petak perlakuan mencapai ambangkendali, dilakukan penyemprotan dengan Ekstrak Biji Mimba (EBM).Setiap lahan petani dibagi dua, setiap bagian menerapkan satu perlakuan(n=36). Pengamatan dilakukan pada 25 unit pengamatan per 1,0 ha yangdiambil secara W sampling, setiap 7 hari sejak 50 hari setelah tanam (hst)hingga 90 hst. Satu unit pengamatan adalah 1 m 2 . Parameter yang diamatisecara periodik adalah populasi H. armigera (telur dan larva); kerusakanbuah, hasil kapas berbiji, serta penggunaan saprodi dan tenaga kerja untukpengendalian hama. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakanuji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi H. armigera padakapas + kedelai dapat ditekan oleh musuh alaminya, khususnya komplekspredator yang terdiri atas laba-laba, kumbang kubah dan kepik mirid.Populasi kompleks predator dapat mencapai 40-80 ekor/25 tanaman.Dengan demikian, penerapan ambang kendali H. armigera pada kapas +kedelai dengan memperhitungkan keberadaan predator menyebabkan tidakperlu dilakukannya penyemprotan insektisida sama sekali, sehinggaterdapat keuntungan ekonomis, yaitu penghematan biaya saprodi sebesarRp 259.000 per hektar dan keuntungan ekologis, yaitu tidak tercemarnyalingkungan oleh senyawa toksik.Kata kunci : Kapas, Gossypium hirsutum L., ambang kendali, Helicoverpaarmigera, Jawa TimurABSTRACTAction  threshold  for  Helicoverpa  armigera  byconsidering the presence of predators on cottonHelicoverpa armigera on cotton was considered as the main pest,therefore it always be a focus of pest control. Action threshold concept asan IPM component had been developed for H. armigera on cotton;however it has not considered the presence of natural enemies. Theobjective of this research is to test the action threshold of H. armigera byconsidering the presence of natural enemies on cotton intercropped withsoybean in farmers’ fields. The test involved 15 hectares of farmers’fields (involving 36 farmers) in Lamongan, East Java in March-October2005. The action thresholds for H. armigera tested were: (1) AKH: 4infested plants/25 sample plants; and (2) AKH+MA: 4 infested plants/25sample plants, and the number of infested plants observed was subtractedby 1 when 8 predators, and it’s folded up, were found in the sample plants.Spray of neem seed extract (NSE) was applied when the pest populationreached action threshold level. Each farmer field was divided into twoparts to accommodate the treatments. The observations were madeperiodically on 25 units per 1,0 hectare in 7-days interval on 50 – 90 daysafter planting (dap). The size of observation unit was 1 m 2 . Parametersobserved included H. armigera population (egg and larva); damage bolls,seed cotton production and the cost of pest control. Data were analysed byusing t-test. The results showed that H. armigera population on cottonintercropped with soybean could be repress by its natural enemies,especially by the complex predator (consisted of spiders, lady bird beetlesand predatory mirid bugs) to be always under action threshold level. Theapplication of action threshold by considering the presence of predator incotton + soybean fields would lead to unsprayed cultivation. Resultedeconomical benefit by saving of the production cost Rp 259.000 perhectare as well as ecological advantage by avoiding of sprays of toxicmaterials in the environment.Key words : Cotton,  Gossypium  hirsutum  L.,  action  threshold,Helicoverpa armigera, East Java
Keywords
Citation