Pengaruh Perangkap Likat Kuning, Ekstrak Tagetes erecta, dan Imidacloprid Terhadap Perkembangan Vektor Kutukebul dan Virus Kuning Keriting Pada Tanaman Cabai Merah

Abstract
Description
Penyakit virus kuning keriting disebabkan oleh virus Gemini merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabai merah. Virus ini menjadi penting pada tanaman cabai karena tanaman inang alternatifnya banyak dan vektor pembawanya yaitu serangga Bemisia tabaci yang polyfag dan selalu ada pada setiap musim. Usaha pengendalian yang banyak dilakukan para petani saat ini yaitu pengendalian terhadap vektor virus dengan menggunakan insektisida yang dilakukan secara rutin dan terjadwal. Alternatif cara pengendalian yang efektif yaitu aman bagi lingkungan dan harganya relatif murah. Cara pengendalian penyakit virus tular kutukebul dapat dilakukan melalui penekanan populasi vektor virus. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan cara pengendalian penyakit virus kuning keriting dan populasi vektor virus yang efektif dan ramah lingkungan serta pengaruhnya terhadap hasil tanaman cabai. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang dengan ketinggian 1.250 m dpl. dan tipe tanah Andosol pada bulan Juni sampai Desember 2010. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan empat ulangan dan tujuh perlakuan untuk mengendalikan kutukebul yaitu (1) perangkap likat kuning, (2) ekstrak nabati Tagetes erecta konsentrasi 12,50%, (3) insektisida berbahan aktif imidacloprid 0,02%, (4) kombinasi perangkap likat kuning + ekstrak nabati tagetes, (5) kombinasi perangkap likat kuning + bahan insektisida imidacloprid, (6) kombinasi tagetes + imidacloprid, (7) kombinasi perangkap likat kuning + ekstrak nabati tagetes + bahan aktif imidacloprid, dan (8) tanpa perlakuan (kontrol). Varietas cabai yang digunakan adalah Lembang-2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan (perangkap + tagetes + imidacloprid), (tagetes + imidacloprid), dan (perangkap + imidacloprid) berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman, dapat menekan vektor, insiden, dan intensitas gejala virus kuning keriting serta hasil panen dibandingkan perlakuan tunggal dan kontrol (tanpa perlakuan) sebesar 15,56–21,61%. Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat mengurangi bahan kimia pertanian dan pemanfaatan sumberdaya alam (nabati) untuk menekan perkembangan vektor kutukebul dan virus kuning keriting pada tanaman cabai merah.
Keywords
Citation