Repositori Kementerian Pertanian

Repositori Publikasi Kementerian Pertanian merupakan kumpulan koleksi digital dari publikasi terbitan lingkup Kementerian Pertanian. Publikasi terdiri dari:

  • terbitan berkala ilmiah (scientific journal, scientific periodical)
  • berkala semi ilmiah (semi populer jurnal)
  • tidak berkala (leaflet, poster, infografis)

Repositori dikelola oleh Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian untuk meningkatkan akses publik terhadap informasi ilmiah sebagai bagian dari komitmen pelayanan publik Kementerian Pertanian dalam penyediaan informasi pertanian.

Guna meningkatkan mutu layanan yang lebih baik, kami mengharap kesediaan Saudara berkenan mengisi Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terkait layanan Repositori Publikasi Kementerian Pertanian pada link berikut ini https://pustaka.bppsdmp.pertanian.go.id/surveypustakadigital/.

Image by nikitabuida on Freepik
 

Recent Submissions

Item
BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum Tuberosum L.) DI BPP KANREAPIA KECAMATAN TOMBOLO PAO KABUPATEN GOWA
(Polbangtan Gowa, 2025-11-19) Rusman B,; Putri Mawardani Basra
Magang Tugas Akhir mulai dilaksanakan pada tanggal 17 Maret sampai pada tanggal 4 Juni di Dusun Biring Panting, Naungan BPP Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa. Tujuan dari kegiatan magang tugas akhir ini adalah untuk mengetahui serta meningkatkan keterampilan dalam budidaya tanaman kentang. Metode pelaksanaan magang tugas akhir meliputi observasi, praktek kerja secara langsung di lapangan, wawancara kepada petani untuk memperoleh data serta menganalisis kelayakan usaha terkait budidaya tanaman kentang. Tanaman kentang (Solanum Tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dikomsumsi umbinya, memiliki permintaan yang tinggi dan dibudidayakan di daerah dataran tinggi dan suhu rendah. Kegiatan budidaya tanaman kentang mencakup pengolahan lahan, pembuatan bedengan, pemberian pupuk dasar berupa pupuk kendang, persiapan bibit, penanaman, serta pemeliharaan tanaman yang meliputi penggeburan tanah, pemupukan susulan, penyiangan, perbaikan bedengan atau guludan dan penyemprotan (fungisida, insektisida, dan herbisida), panen dan pasca panen. Hasil dari usahatani budidaya tanaman kentang dengan luas lahan 5.000 m2 dapat menghasilkan sebanyak 5.000 kg umbi kentang, hal tersebut menunjukkan kelayakan usaha budidaya tanaman kentang.
Item
PERBANYAKAN TANAMAN JERUK KEPROK SELAYAR (Citrus reticulata Blanco) SECARA VEGETATIF DENGAN METODE OKULASI DI INSTALASI KEBUN BENIH HORTIKULTURA SUDIANG
(Polbangtan Gowa, 2025-11-14) Rusman B,; Angga Saputra
Sektor pertanian terdiri dari banyak subsektor salah satunya adalah hortikultura, komoditas hortikultura mencakup tanaman sayur-sayuran, tanaman obat, tanaman hias dan buah-buahan. Perbanyakan bibit tanaman jeruk keprok Selayar (Citrus reticulata Blanco) secara vegetatif dengan metode okulasi memiliki pertumbuhan yang seragam, cepat menghasilkan buah, dan tahan terhadap hama dan penyakit di bandingkan dengan perbanyakan dengan biji. Pelaksanaan magang ini bertujuan untuk mengetahui proses perbanyakan vegetatif tanaman jeruk keprok Selayar dengan metode okulasi dan mengetahui faktor faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam perbanyakan secara vegetatif dengan metode okulasi pada tanaman jeruk keprok Selayar (Citrus reticulata Blanco). Tempat pelaksanaan magang tugas akhir berlokasi di IKBH Sudiang yang dilaksanakan pada tanggal 17 maret sampai 6 juni 2025. Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu observasi, praktik kerja, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Praktik kerja meliputi persiapan batang bawah dan entres, proses okulasi dan pemeliharaan. Perbanyakan tanaman jeruk keprok Selayar (Citrus reticulata Blanco) secara vegetatif dengan metode okulasi terdiri dari beberapa tahap yaitu persiapan media tanam, pemilihan batang bawah, pemilihan entres, proses okulasi dan perawatan. Faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses okulasi yaitu pemilihan batang bawah, faktor cuaca dan faktor pelaksanaan.
Item
AGRIBISNIS TANAMAN CABAI RAWIT
(Polbangtan Gowa, 2025-11-14) Rusman B,; Riama Indah B.R. Siahaan
Pertanian di Indonesia, khususnya budidaya cabai rawit, memiliki potensi ekonomi tinggi namun kurang diminati generasi muda. Permintaan cabai rawit stabil, tetapi produksi yang menurun dapat menyebabkan inflasi, menunjukkan perlunya pengembangan budidaya ini. Dalam konteks tanaman cabai rawit, agribisnis ini melibatkan seluruh proses dari budidaya hingga pemasaran, yang sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar yang tinggi dan tantangan yang dihadapi oleh permintaan pasar yang tinggi. Magang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Sistem Agribisnis Cabai Rawit. Magang dilaksanakan di Petani Cabai Berkah, Desa Bulo-Bulo, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Pelaksanaan magang tugas akhir menggunakan metode praktik lapangan, observasi, wawancara, dokumentasi, studi pustaka, analisis data dan analisis kelayakan usahatani menggunakan R/C ratio. Pemasaran yang dilakukan yaitu pemasaran secara tidak langsung dan berdasarkan hasil analisis R/C Ratio usahatani cabai rawit diperoleh hasil 1,3. Dari nilai rasio yang ditetapkan, maka budidaya tanaman cabai rawit layak untuk dikembangkan.
Item
Budidaya dan Pengolahan KELAPA
(Pertanian Press, 2024) Bahrun, Abd. Haris, dkk
Kelapa merupakan tanaman tanpa limbah, tanaman multiproduk sehingga disebut sebagai tanaman kehidupan (tree of life). Semua bagian kelapa, dari akar, batang, daun, pelepah, mayang, dan buah dapat dimanfaatkan menjadi produk pangan dan nonpangan yang memiliki nilai ekonomi. Kelapa merupakan tanaman perkebunan dengan luas areal sekitar 3,34 juta ha pada tahun 2022 (Ditjenbun, 2022).
Item
Teknologi Budidaya & Pascapanen KAKAO
(Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat, 2012) Balai Penelitian Tembakau dan Serat
Indonesia merupakan salah satu negara pembudidaya tanaman kakao paling luas di dunia dan termasuk negara penghasil kakao terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana, yang nilai produksinya mencapai 1360836 ton/thn. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, perkembangan luas areal perkebunan kakao meningkat secara pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8%/tahun dan saat ini mencapai 1651500 ha. Hampir 90% dari luasan tersebut merupakan perkebunan rakyat.